Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Kamis, 04 Oktober 2012

Hanya Yang Bodoh Menghina, Tokoh Barat dan Non Muslim Justru Akui Keagungan Nabi Muhammad (1)

(Spirit Islam) -Tidak membodohkan pihak tertentu. Tapi itu kenyataannya. Sepanjang sejarah, hanya orang bodoh dan jahat saja yang menghina dan memusuhi nabi. Salman Rushdie, kartunis Denmark, pendeta Amerika yang membakar Al-Quran, dan produser film “IOM” terakhir hanya sebagian contohnya.
Sebaliknya, mereka yang mengagumi dan mengagungkan Muhammad adalah para pemikir, tokoh dunia, cendikiawan, bahkan seorang raja sekalipun. Ini bukan berarti, untuk membuktikan kebenaran Islam membutuhkan “nama-nama besar barat”, namun mereka sendiri yang bersaksi atas kebenaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Sekaligus ini sebagai bukti kebenaran firman Allah
قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِكُمْ مِنْ جِنَّةٍ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ (46)
 Katakanlah: “Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras. (QS: Saba’ Ayat: 46)
Berikut ini adalah sebagian dari ungkapan kejujuran mereka tentang keagungan dan kebenaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
1. Hercules (Raja Agung Romawi)
Ia banyak bertanya tentang Muhammad kepada Abu Sufyan. Akhirnya dia mengakui kebenarannya. Dia berkata, “Kalau aku bersamanya (Muhammad) pasti aku akan cuci kakinya.”
2. Raja Najasyi (Ethiopia)
Saat mendengar sebagian apa yang disampaikan Muhammad, dia mengelus-elus jenggotnya dan berkata, “Apa yang dibawah Muhammad dan juga Isa bin Maryam sungguh berasal dari satu sumber.”
3. Karl Marx (1817-1883), ahli politik, filsafat, dan ahli kemasyarakatan kelahiran Jerman. Dalam bukunya, tenteng kehidupan ia menulis: “Lelaki Arab yang telah menemukan kesalahan agama Nasrani dan agama Yahudi itu, melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya di tengah-tengah kaum musryik penyembah berhala, mendakwahkan mereka pada agama tauhid dan menanamkan keyakinan tentang keabadian roh. Maka layak bagi kita untuk mengakui kenabiannya, dan dia adalah rasul (pesuruh) langit untuk bumi.”
Dalam bukunya “Capitalisme” yang lain, Karl Marx menulis, antara lain: “Nabi ini yang dengan risalahnya telah membuka zaman baru untuk ilmu, cahaya dan pengetahuan, layak dicatat kata-kata dan perbuatannya dalam pola khusus operasional. Oleh karena pelajaran yang diberikan adalah wahyu Allah yang diturunkan dan merupakan risalahnya juga, maka menjadi tugas dan kewajibannya untuk menjadikan kotoran-kotoran yang telah menimbuni risalah-risalah yang lalu akibat orang-orang bodoh yang mengandalkan ajarannya tanpa dukungan orang yang berakal.”
4. Sir Herbert Spencer (1820-1903), seorang filsuf kelahiran Cardiff, Inggris. Dalam bukunya yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab, Ushulul Itjima antara lain menulis: “Hendaklah kalian menjadikan Muhammad sebagai perlambang politik agama yang tepat, dan seseorang yang paling jujur dalam menerapkan sistemnya yang kudus di tengah-tengah umat manusia seluruhnya. Muhammad merupakan suatu sosok amanat yang dijelmakan dalam kejujuran yang murni, siang dan malam selalu tekun menghidupi umatnya.”
5. Sydoe (1817-1893), adalah seorang orientalis dan sejarahwan besar Perancis. Tentang Muhammad, anggota persatuan cendekiawan Perancis ini menulis dalam bukunya yang diterjemah dalam bahasa Arab, “Khulasatu Tarikhil Arab,”, antara lain sebagai berikut: “Muhammad saw. telah menjadikan kabilah-kabilah Arab itu satu tatanan umat menuju satu tujuan. Sehingga semua orang melihat penjelmaanya sebagai suatu umat besar yang satu sisi sayap kerajaannya mencapai Spanyol dan sisi yang satu lagi mencapai India. Maka berkibarlah di mana-mana panji peradaban, ketika itu Eropa sedang dirundung kegelapan jahiliyah (kebodohan) pada abad-abad pertengahan.”
6. Dr. Wile (1818-1889), seorang orientalis berkebangsaan Perancis yang bekerja di Aljazair sebagai guru dan penerjemah. Dalam karyanya yang diterjemah dalam bahasa Arab “Tarikhul Khulafa”, ia menulis antara lain: “Muhammad layak mendapat kekaguman dan penghargaan kita sebagai reformis agung, bahkan dia patut juga diberi gelar nabi. Kita tak usah mendengarkan cerita orang-orang yang bermaksud jahat dan pendapat orang-orang ekstrem. Sungguh Muhammad itu seorang besar dalam agama dan pribadinya. Barang siapa yang menyerangnya, jelas dia tidak mengerti dan melecehkan jasa-jasanya.”
7. Conte Henry de Castri (1853-1915), adalah seorang orientalis. Dalam karyanya Al-Islam, ia menulis antara lain: “Muhammad tidak membaca tidak menulis, ia seorang nabi yang ummi. Dengan demikian ia tidak pernah membaca kitab suci, tidak pernah agamanya mengutip itu, mengutip agama-agama yang terdahulu seperti di tuduhkan orang dengan kebodohan. Sejarah Muhammad penuh mengandung pujian dan pengagungan kepadanya yang sudah tentu tidak diketahui orang-orang yang tidak mengenalnya.”
8. Pastor Isaaq Tiles, seorang agamawan kelahiran Bordeauz(1810-1897) menulis dalam bukunya Haqaiqut Tarikh, antara lain: “Kalau kita mau meneliti dengan seksama karya-karya Muhammad dan kenabiannya, kita tidak akan menemukan sesuatu pun yang mencela dan mengecam Nasrani, bahkan kita melihat garis pemisah antara kaum Yahudi dan Kaum Nasrani. Islam datang menciptakan kebahagiaan dan peradaban. Muhammad sama halnya dengan Musa membolehkan poligami dan perbudakan, walau perbudakan itu sendiri tidak diajarkan dalam akidah Islam. Muhammad membolehkan perbudakan karena dalam keadaan darurat. Sedangkan poligami, Musa malah tidak mengharamkan dan dalam Tauratnya, dan Daud juga tidak mengharamkan dalam Zaburnya. Kami wajib memahami bahwa akhlak Islam lebih luhur dari akhlak Nasrani.”
9. Monsieur Deitet Vannan (1823-1879), adalah seorang orientalis Perancis yang pada tahun 1875 mengembara ke Timur. Dalam karyanya Asyi’ah Khasah bin Nuril Islam menulis, antara lain: “Sesungguhnya al-Quran yang dibawa Muhammad itu telah mencatat adanya Kitab-kitab Suci yang lain, dan ia merupakan satu-satunya Kitab yang menyeru kepada orang untuk bersikap lemah lembut dan baik hati. Telah mengadu kepada Rasullulah Muhammad, salah seorang dari Bani Salim bin Auf yang bernama Al-Husein: “Ya Rasulullah saya mempunyai orang-tua yang masih beragama Masehi dan keduanya enggan masuk agama Allah. Saya akan bermaksud memaksa keduanya. ” Rasulullah Muhammad menjawab, “Tidak ada paksaan dalam menganut agama, seperti yang tercantum dalam suratAl-Kafirun (6): Untukmu agamamu, dan untukku agamaku, dan seperti yang tercantum dalam surat An-Ankabut (46): Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang lebih baik.”
10. Lev Nikolaevich Tolstoy, adalah seorang filosof dan sastrawan besar Rusia menulis dalam bukunya, Siapakah Muhammad, antara lain: “Tahun pertama gerakan dakwahnya membawa Muhammad untuk menghadapi berbagai tantangan sebagaimana keadaan seorang Nabi yang diutus sebelumnya yang mengajak umatnya kepada kebenaran. Tetapi tantangan-tantangan ini tidak mematahkan semangatnya. Bahkan Muhammad terus berdakwah, padahal ketika itu ia belum menyatakan bahwa dirinya seorang Nabi yang satu. Tetapi datang sebagai penyempurna risalah-risalah sebelumnya dan mengajak kaumnya pada keyakinan seperti Nabi-Nabi lainnya.”
11. Edward Adams, seorang orientalis dari Amerika dalam salah satu karyanya, antara lain: “Negara Arab dulu sebelum Kenabian Muhammad, adalah negara yang tenggelam dalam kerusakan moral. sulit bagi kita mencirikan berbagai kekacauan yang terjadi di setiap tempat. Kerusakan besar yang menyengsarakan rakyat pada masa itu dan kejahatan pada anak-anak (anak perempuan lahir dikubur hidup-hidup karena takut membawa petaka), pengorbanan manusia yang dilakukan atas nama agama, perang yang berkelanjutan antar suku, serta penduduk negeri yang selalu hidup kekurangan, serta tidak adanya tatanan hukum yang kuat. Semua itu mengakibatkan penghambaan dan perbudakan di antara manusia, bertambahnya kejahatan, pelecehan seksual dan kehormatan di antara manusia. Ketika itulah datang Muhammad saw. sebagai juru penerang risalah yang Maha Esa dan Maha Perkasa bagi seluruh alam, yakni Al-Quran, dan ditangan kirinya membawa cahaya. Sesungguhnya, semua ini untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya dengan izin Tuhan yang Maha Mulia.
12.  Albornos Catian adalah seorang orientalis berkebangsaan Itali. Ia menulis tentang Muhammad dalam bukunya, Adyanul Arab, antara lain: “Sesungguhnya keistimewaan Muhammad terletak pada kemampuannya yang menakjubkan sebagai seorang politikus yang bijak-bestari, lebih dari sekedar Nabi yang mendapat wahyu. Kiranya tak seorangpun yang mengenal Muhammad, akan menjatuhkan kehormatannya, dan siapa yang melakukannya maka ia telah berbuat aniaya terhadap dirinya dan juga terhadap Muhammad.”
13. Mahatma Gandhi 
(Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA Young India, 1924)
“Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia ?? Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang ) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung”.
Mahatma Gandhi, bertutur :
“Ajaran yang dibawa oleh Muhammad adalah peninggalan yg paling Bijaksana bukan hanya utk Muslim tapi utk seluruh Umat manusia.”

George Bernard Shaw (inet)
14. Sir George Bernard Shaw
(The Genuine Islam, Singapore, Vol. 1, No. 8, 1936)
“Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.”
“Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil ’sang penyelamat kemanusiaan”.
“Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia : Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini”.
“Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang”.
“Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.”
“Sungguh tidak mungkin, Muhammad itu seorang pendusta. Dan kalaupun ia berbuat dusta, dia tidak akan mampu membawa agama yang menakjubkan ini. Demi Allah, seorang pendusta tidak akan mampu mendirikan sebuah rumah yang megah, jika ia tidak memahami berbagai material dan jenis bahan bangunan. Apalagi hendak membangun suatu mahligai yang tinggi dan kekar bangunannya, seperti halnya agama Islam ini, yang kekuatan dan kebesarannya bisa berlangsung berabad-abad lamanya.”
Bernard Shaw berkata :
“Saya yakin, kalau ada seorang lelaki seperti Muhammad diberi wewenang memegang tumpuk pemerintahan secara mutlak di seluruh dunia, pastilah pemerintahannya itu akan berhasil baik dan tentulah ia akan memerintah ke jalan kebaikan, untuk memecahkan berbagai problema dengan meyakinkan serta memberikan kepada dunia kedamaian dan kebahagian yang didambakan.”
15. Michael H. Hart
(THE 100: A RANKING OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978)
“Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama. (hal. 33). Lamar tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: “Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad? Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri.”
“Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah merubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa…
Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahyangnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannya dan kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan kegaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pengembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya : adakah orang yang lebih agung dari dia?”
16. Lamartine
(HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277)
“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu”.
“Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut -hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”
18. K. S. RAMAKRISHNA RAO
(Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”)
“Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja : betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu,
Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan”.
“Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak biasa”.
19. Profesor Snouck Hurgronje
“Liga bangsa-bangsa yang didirikan Nabi umat Islam telah meletakkan dasar-dasar persatuan internasional dan persaudaraan manusia di atas pondasi yang universal yang menerangi bagi bangsa lain. Buktinya, sampai saat ini tiada satu bangsa pun di dunia yang mampu menyamai Islam dalam capaiannya mewujudkan ide persatuan bangsa-bangsa.
Dunia telah banyak mengenal konsep ketuhanan, telah banyak individu yang hidup dan misinya lenyap menjadi legenda. Sejarah menunjukkan tiada satu pun legenda ini yang menyamai bahkan sebagian dari apa yang Muhammad capai. Seluruh jiwa raganya ia curahkan untuk satu tujuan : menyatukan manusia dalam pengabdian kapada Tuhan dalam aturan-aturan ketinggian moral.
Muhammad atau pengikutnya tidak pernah dalam sejarah menyatakan bahwa ia adalah putra Tuhan atau reinkarnasi Tuhan atau seorang jelmaan Tuhan. Dia selalu sejak dahulu sampai saat ini menganggap dirinya dan dianggap oleh pengikutnya hanyalah sebagai seorang pesuruh yang dipilih Tuhan”. 
 baca artikel terkait)Diolah dari berbagai sumber: iqraanewslater/islamtag/fimadani/youtube


Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif