Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Senin, 25 Maret 2013

BERHAKIM KEPADA SELAIN ALLAH DAN RASULNYA

Al Qur'an Online
KITAB TAUHID BAB 39 HAL 195 - 201

Firman Allah Allah-green.svg :
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang
mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang
diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada
Thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk
mengingkari Thaghut itu, dan syetan bermaksud
menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauhjauhnya.
Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah
kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan
dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orangorang
munafik itu menghalangi (manusia) dari
(mendekati) kamu dengan sekuat-kuatnya. Maka
bagaimanakah halnya, apabila mereka ditimpa sesuatu
musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri,
kemudian mereka datang kepadamu seraya bersumpah:
“Demi Allah, sekali kali kami tidak menghendaki selain
penyelesain yang baik dan perdamaian yang sempurna.”
(QS. An nisa: 60).

“Dan apabila dikatakan kepada mereka (orangorang
munafik): “janganlah kamu berbuat kerusakan di
muka bumi” (94), mereka menjawab: “sesungguhnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al
baqarah: 11).
---------------------------------------------

(94)Maksudnya: janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi dengan kekafiran dan perbuatan maksiat lainnya.
yang telah aku bawa (dari Allah).” (Imam Nawawi
menyatakan hadits ini shahih).

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi ini sesudah Allah memperbaiki.” (QS. Al A’raf:
(56).

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki,
dan tidak ada yang lebih baik hukumnya daripada hukum
Allah bagi orang-orang yang yakin.” (QS. Al Maidah:
50).

Diriwayatkan dari Abdullah bin UmarRadhiyallahu 'anhu 
sesungguhnya Rasulullah  bersabda:
 “Tidaklah beriman (dengan sempurna) seseorang di
antara kamu, sebelum keinginan dirinya mengikuti apa
yang telah aku bawa (dari Allah).” (Imam Nawawi
menyatakan hadits ini shahih).

As Sya’by menuturkan: “pernah terjadi pertengkaran
antara orang munafik dan orang Yahudi. Orang Yahudi
itu berkata: “Mari kita berhakim kepada Muhammad”,
karena ia mengetahui bahwa beliau tidak menerima suap.
Sedangkan orang munafik tadi berkata: “Mari kita
berhakim kepada orang Yahudi”, karena ia tahu bahwa
mereka mau menerima suap. Maka bersepakatlah
keduanya untuk berhakim kepada seorang dukun di
Juhainah, maka turunlah ayat: (QS. An nisa: 60).

Ada pula yang menyatakan bahwa ayat di atas turun
berkenaan dengan dua orang yang bertengkar, salah
seorang dari mereka berkata: “Mari kita bersama-sama
mengadukan kepada Nabi Muhammad  , sedangkan
yang lainnya mengadukan kepada Ka’ab bin Asyraf”,
kemudian keduanya mengadukan perkara mereka kepada
Umar Radhiyallahu 'anhu . Salah seorang di antara keduanya menjelaskan
kepadanya tentang permasalahan yang terjadi, kemudian
Umar bertanya kepada orang yang tidak rela dengan
keputusan Rasulullah  : “Benarkah demikian? Ia
menjawab: “Ya, benar”. Akhirnya dihukumlah orang itu
oleh Umar dengan dipancung pakai pedang.

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat An Nisa’ (95), yang di dalamnya terdapat
keterangan yang bisa membantu untuk
memahami makna Thaghut.

2. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al
Baqarah (96).
----------------------------------------
(95)Ayat ini menunjukkan kewajiban berhakim kepada
Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, dan menerima hukum
keduanya dengan ridha dan tunduk. Barangsiapa yang
berhakim kepada selainnya, berarti berhakim kepada
thagut, apapun sebutannya. Dan menunjukkan kewajiban
mengingkari thaghut, serta menjauhkan diri dan waspada
terhadap tipu daya syetan. Dan menunjukkan pula bahwa
barangsiapa yang diajak berhakim dengan hukum Allah
dan Rasul-Nya haruslah menerima; apabila menolak maka
dia adalah munafik, dan apapun dalih yang dikemukakan
seperti menghendaki penyelesaian yang baik dan
perdamaian yang sempurna bukanlah merupakan alasan
baginya untuk menerima selain hukum Allah dan Rasul-
Nya.

(96)Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak
berhukum kepada selain hukum yang diturunkan Allah,
maka ia telah berbuat kerusakan yang sangat berat di muka
bumi, dan dalih mengadakan perbaikan bukan alasan sama
sekali untuk meninggalkan hukum-Nya; menunjukkan
pula bahwa orang yang sakit hatinya akan memutar
balikkan nilai-nilai, di mana yang hak dijadikan batil dan
yang batil dijadikan hak.

3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat Al A’raf (97).

4. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al
Ma’idah (98).
-----------------------------------------
(97)Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak
berhukum kepada selain hukum Allah, maka ia telah
berbuat kerusakan yang sangat berat di muka bumi, dan
menunjukkan bahwa perbaikan di muka bumi adalah
dengan menerapkan hukum yang diturunkan Allah.

(98)Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang menghendaki
salain hukum Allah, berarti ia menghendaki hukum
Jahiliyah.

5. Penjelasan As Sya’by tentang sebab turunnya
ayat yang pertama (yang terdapat dalam surat An
Nisa’).

6. Penjelasan tentang iman yang benar dan iman
yang palsu [Iman yang benar, yaitu: berhakim
kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah, dan
iman yang palsu yaitu: mengaku beriman tetapi
tidak mau berhakim kepada Kitab Allah dan
Sunnah Rasulullah, bahkan berhakim kepada
thaghut].

7. Kisah Umar dengan orang munafik [bahwa Umar
memenggal leher orang munafik tersebut, karena
dia tidak rela dengan keputusan Rasulullah   ].

8. Seseorang tidak akan beriman (sempurna dan
benar) sebelum keinginan dirinya mengikuti
tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah    .

Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif