Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Rabu, 04 Maret 2015

Kalau Bisa Mengobati Diri Sendiri, Kenapa Harus Ke Dokter?

Kalau Bisa Mengobati Diri Sendiri, Kenapa Harus Ke Dokter?
Pendahuluan:
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Kehidupan dunia ini sarat dengan lika-liku yang sangat dinamis. Kadangkala Anda dalam keadaan berbahagia, dan tidak jarang Anda dirundung duka dan nestapa. Hari ini urusan Anda begitu mudah, semudah membalikkan telapak tangan Anda, akan tetapi kemarin urusan Anda begitu seret bak memasukkan gajah ke dalam lubang jarum. Begitulah seterusnya fenomena kehidupan yang anda dam juga saya jalani di dunia ini.
Di antara dinamika kehidupan yang pasti pernah mewarnai hidup Anda ialah sakit dan sehat. Bisa jadi, hari ini fisik anda sedang menderita gangguan kesehatan alias sakit. Walau demikian, tidak perlu berkecil hati, apalagi patah arang, karena kemaren Anda segar bugar. Dan besarkan hatimu, esok hari andapun –dengan izin Allah- akan kembali sehat wal afiat.
Tiada Penyakit Melainkan Ada Penawarnya
Allah Yang Maha Bijaksana, telah menciptakan makhluq-Nya dengan berpasang-pasang. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasang supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." (QS. Az Dzariyat 49).

Ketentuan ini berlaku pada seluruh makhluk-Nya, tidak terkecuali pada berbagai penyakit yang menimpa manusia. Tidaklah ada suatu penyakit, melainkan Allah telah menurunkan penawarnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla." (HR. Muslim). Pada hadits lain, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan telah menurunkan untuknya obat, hal itu diketahui oleh orang yang mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak mengetahuinya." (HR. Ahmad dan At Thobroni. Dinyatakan sebagai hadits shohih oleh Al Hakim).

Fakta ilahi ini tentunya patut disyukuri, sehingga tidak layak bila anda menjadi putus asa dan gelap pandangan, hanya karena menderita suatu penyakit.
Milik Siapa Pengobatan Yang Mujarab?
Saudaraku! Coba Anda berusaha mengingat ketika Anda menderita sakit, berapa banyak biaya pengobatan yang Anda keluarkan? Mungkin Anda menjawab, banyak sekali. Sampai-sampai kebutuhan saya yang lainnya menjadi terbengkalai karena dana Anda tersedot habis untuk biaya pengobatan.
Pengalaman pahit ini mungkin menjadikan Anda berkata: Alhamdulillah, saya memiliki dana, sehingga bisa mendapatkan pengobatan. Bagaimana jadinya bila saya tidak memiliki biaya pengobatan? Bagaimana pula halnya dengan saudaraku-saudaraku yang seret rizkinya, bila ditimpa penyakit semacam ini? Sampai kapankah mereka harus menahan rintih sakitnya?
Fakta telah membuktikan bahwa pengobatan yang bagus nan manjur hanyalah milik orang yang berkantong tebal. Adapun orang yang berkantong tipis, apalagi tidak memiliki kantong sama sekali, serasa mustahil mendapatkan pengobatan bagus, apalagi manjur. Saya yakin Anda pasti masih mengingat nasib penderita penyakit atresia biller (kelainan saluran empedu) yang bernama : Bilqis Anandya Passa. Betapa kedua orang tuanya dan karib-kerabatnya harus bersusah payah mencari uluran tangan orang lain untuk membiayai pengobatannya. Bukankah demikian saudaraku?
Saudaraku! Perkenankan saya bertanya: kapankah rakyat miskin dapat menikmati pengobatan bagus nan mujarab alias manjur?
Tiba Saatnya Anda Memiliki Pengobatan Mujarab
Sejatinya, tidak ada yang menghalangi Anda untuk mengenyam pengobatan bagus nan mujarab, walaupun kantong Anda tipis. Karena begitu bagus, dan mujarab, pengobatan ini tidak memiliki efek samping yang perlu dikhawatirkan. Tentunya bila dilakukan dengan cara yang benar. Tahukah anda, pengobatan apa itu?

Di antara pengobatan tersebut ialah:

1- Jampi-jampi dengan bacaan Al Qur'an.
Tidak heran bila Allah Ta'ala menyebutkan bahwa salah satu fungsi Al Qur'an diturunkan kepada umat manusia adalah agar menjadi penawar penyakit yang mereka derita. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan Al Qur'an, sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan Al Qur'an tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al Isra' 82).

Ibnul Qayyim berkata,"Al Qur'an adalah penawar yang sempurna bagi segala penyakit hati dan fisik, penyakit dunia dan akhirat. Hanya saja tidak setiap orang memiliki keahlian, dan dimudahkan untuk mendapat kesembuhan dengannya. Bila orang yang menderita penyakit, pandai menjalani pengobatan dengan Al Qur'an; ia menggunakannya tepat pada penyakit yang ia derita, dengan penuh iman, menerima, dan yakin sepenuhnya; ia memenuhi seluruh syarat pengobatan dengannya, niscaya tidak ada penyakit yang dapat melawannya. Bagaimana mungkin ada penyakit yang dapat melawan kalamullah, Tuhan bumi dan langit. Kalamullah yang bila diturunkan kepada gunung niscaya akan hancur luluh, dan bila diturunkan kepada bumi niscaya akan terpotong-potong karenanya. Tidaklah ada suatu penyakit pun, baik penyakit batin ataupun fisik, melainkan dalam Al Qur'an telah terdapat petunjuk tentang obat, penyebab dan metode pencegahannya. Fakta ini hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang telah Allah karuniai pemahaman tentang kitab-Nya. .....Barang siapa yang tidak mendapatkan kesembuhan dengan Al Qur'an, maka semoga Allah tidak pernah menyembuhkan penyakitnya. Dan barang siapa tidak merasa cukup dengan Al Qur'an, maka semoga Allah tidak pernah memberinya kecukupan."(1)
2. Doa Memohon Kesembuhan Kepada Allah.
Anda beriman dan percaya bahwa segala penyakit yang menimpa Anda adalah atas kehendak Allah?

Mungkin dengan enteng Anda berkata: Tentu saya sepenuhnya beriman dengan hal itu, tiada keraguan sedikit pun.

Akan tetapi, bila telah tiba saatnya Anda sakit, betapa mudahnya keimanan ini luntur bahkan terlupakan. Anda ingin tahu buktinya? Bila anda benar-benar percaya bahwa penyakit yang menimpa Anda adalah karena kehendak Allah, maka mengapa Anda tidak segera memohon kesembuhan kepada Allah?

Ketika ditimpa sakit, biasanya pertama kali yang Anda lakukan adalah merintih, berkeluh-kesah, lalu mengkonsumsi obat ringan hingga akhirnya minta pertolongan dokter. Bukankah demikian Saudaraku?

Kapankah biasanya anda mengangkat kedua tangan Anda, memohon kesembuhan kepada Allah? Jawabnya: di saat penanganan secara medis mulai dirasa kurang manjur. Benarkah demikian saudaraku? Demikiankah cerminan dari iman anda bahwa Allah-lah yang kuasa menimpakan penyakit dan Allah pulalah yang kuasa menyembuhkannya?

Sudah saatnya bagi kita semua untuk senantiasa mengaplikasikan petuah nabi Ibrahim 'alaihissalam berikut ini (yang artinya), "Dan apabila aku sakit, maka Dialah Yang menyembuhkan aku". (QS. As Syu'ara' 80)

Karena itu, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak mengajarkan bacaan doa-doa untuk meminta kesembuhan kepada Allah. Di antara doa-doa yang beliau ajarkan ialah doa berikut: “Adzhibil baasa Robban Naasi, isyfi wa antasy syaafi, laa syifaa-a illa syifaa-uka, syifaa-an laa yughodiru saqoman."[Sirnakanlah keluhan wahai Tuhan seluruh manusia, sembuhkanlah dia, karena Engkaulah Dzat Penyembuh, tiada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tiada menyisakan rasa sakit]. (Muttafaqun 'alaih).

Sekarang, sudah saatnya saudaraku bila Anda merasakan gangguan kesehatan, apa pun bentuknya, dan seberapapun beratnya, untuk segera memohon kesembuhan dari Allah. Dan tentunya tidak lupa dengan tetap menempuh pengobatan secara medis sebagaimana mestinya. Tidak etis bagi orang yang beriman untuk senantiasa menjadikan doa sebagai usaha pengobatan terakhir.
Mengapa Anda Bisa Jatuh Sakit?
Saudaraku! Mungkin selama ini Anda selalu berusaha menjaga kesehatan. Anda menjauhi segala hal yang Anda yakini dapat menyebabkan Anda jatuh sakit, menempuh hidup sehat dan bahkan mengkonsumsi suplemen tambahan. Bukankah demikian saudaraku? Walau demikian, mengapa Anda kadang kala tetap saja jatuh sakit, bahkan penyakit Anda datang dengan tiba-tiba?

Ketahuilah saudaraku bahwa banyak faktor dan alasan Anda jatuh sakit. Karenanya, langkah pertama dari pengobatan yang manjur ialah mengenali penyebab terjadinya penyakit yang menimpa anda. Berikut beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab anda ditimpa penyakit:
1) Ulah anda sendiri.
Telah terbukti secara meyakinkah, baik ditinjau dari kacamata syari'at atau dari fakta bahwa erat hubungannya antara penyakit yang menimpa Anda dengan ulah anda sendiri.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dalam kitab tafsirnya bahwa Abul Bilaad adalah seorang yang menderita buta, sejak ia terlahir dari kandungan ibunya. Ia bertanya-tanya, bagaimana penerapan ayat di bawah ini pada dirinya, yang telah menderita buta mata sejak ia dilahirkan. Untuk menjawab keheranannya, ia bertanya kepada Al 'Ala' bin Bader: "Bagaimana penafsiran firman Allah Ta'ala (yang artinya), "Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri," padahal aku ditimpa kebutaan sejak aku masih bayi?” Maka Al 'Ala' menjawab: "Itu adalah akibat dari dosa kedua orang tuamu."( 2)

Pada ayat lain Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Barang siapa yang mengerjakan kejelekan, niscaya ia akan diberi balasan dengannya." (QS. An Nisa 123).

Qotadah berkata, "Telah sampai kepada kami bahwa tidaklah ada seseorang yang tergores oleh ranting, atau terkilir kakinya atau terpelintir uratnya, melainkan akibat dari dosa yang ia perbuat.(3) "

Karena dari itu, tidak perlu heran bila penyakit yang mengancam hidup umat manusia di zaman kita ini lebih banyak jenis dan ragamnya. Ini semua dampak langsung dari kemaksiatan umat manusia yang beraneka ragam pula, melebihi kemaksiatan umat-umat terdahulu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, "Tidaklah perbuatan zina meraja lela di suatu kaum, hingga mereka berterang-terangan ketika melakukannya, melainkan akan ada pada mereka berbagai wabah (tha'un) dan penyakit yang belum pernah ada pada generasi sebelum mereka."Dan pada sebagian jalur hadits ini dinyatakan: "Tidaklah perbuatan zina meraja lela di suatu kaum, melainkan akan banyak kematian di tengah-tengah mereka." (HR. Al Hakim, At Thobrani dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Demikianlah saudaraku, semakin banyak dosa dan ulah Anda yang menyelisihi syari'at Allah, maka semakin besar pula peluang datangnya penyakit kepada anda. Keputusan ada di tangan ada, akankah Anda terus memperlebar pintu datangnya penyakit atau sebaliknya, Anda mempersempit bahkan menutup pintu penyakit.
2) Jauh Dari Kerahmatan Allah.
Saya yakin, Anda percaya bahwa kesehatan adalah bagian dari nikmat dan karunia Allah. Dan sudah barang tentu, cara terbaik untuk mendapatkannya ialah dengan mendekatkan diri kepadanya. Bukankah demikian saudaraku? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Setan senantiasa mengikatkan pada tengkuk salah seorang dari kalian bila ia tidur tiga ikatan, lalu ia memukul setiap ikatan (agar menjadi kuat) sambil berkata: "malam masih panjang, maka tidurlah" bila ia terjaga, kemudian ia menyebut nama Allah, maka terurailah satu ikatan, bila ia berwudlu, maka terurailah satu ikatan, dan bila ia menunaikan sholat, maka terurailah satu ikatan, sehingga iapun pada pagi itu dalam keadaan bersemangat dan berjiwa baik, bila tidak, maka ia akan berjiwa buruk dan malas." (Muttafaqun 'alaih).

Dengan jelas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa diantara akibat langsung dari perbuatan anda melalaikan salah satu dari ketiga hal di atas ialah jiwa anda menjadi buruk, dan semangat anda luntur, serta merasa malas.

Imam An Nawawi berkata, Dari tekstual hadits ini, dipahami bahwa orang yang ketika bangun pagi tidak melakukan ketiga hal berikut semuanya, yaitu:
  1. Membaca dzikir (menyebut Allah)
  2. Berwudhu.
  3. Dan Sholat, maka ia termasuk orang yang berjiwa buruk dan pemalas." (4)
Ibnu Hajar Al Asqolani juga menegaskan hal yang sama, hanya saja beliau menambahkan, "Hanya saja tingkat keburukan jiwa orang yang tidak melakukan tiga hal di atas berbeda-beda. Orang yang hanya berzikir ketika bangun dari tidur, tingkat keburukan dan rasa malasnya lebih ringan dibanding orang yang tidak melakukan ketiga hal itu sama sekali." (5)

Sebaliknya, bila anda menjalankan sholat subuh dengan memperhatikan syarat, rukun, sunnah dan kekhusyuannya, berarti anda berada dalam perlindungan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang menunaikan sholat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah." (HR. Muslim)

Bila telah berada dalam jaminan Allah, akankah ada suatu kekuatan yang mampu mencelakakan Anda?! Mungkinkah ada suatu penyakit yang mampu mengganggu kesehatan anda?

Ibnu Katsir mengisahkan dalam kitabnya Al Bidayah wa An Nihayah: bahwa Imam Abu At Thoyyib At Thobari walau telah berumur lebih dari satu abad (100 tahun), masih dalam keadaan sehat badan, tidak berubah sedikit pun dari ingatan dan akal pikirannya, serta tidak ada tanda-tanda kepikunan. Bahkan pada suatu hari beliau naik perahu, tatkala telah tiba di pantai, beliau keluar dari perahu dengan meloncat. Suatu hal yang tidak dapat dilakukan, sekalipun oleh para pemuda. Maka murid-muridnya yang bersama beliau bertanya, “Mengapa engkau bisa melakukan seperti ini wahai Abut Thoyyib?” Beliau pun menjawab, “Ini adalah anggota badanku yang senantiasa aku jaga di kala aku masih muda, sehingga sekarang berguna bagiku disaat aku telah tua.”(6)
3) Ujian Iman.
Saudaraku! Apakah Anda mengira bahwa Anda bebas mengklaim diri sebagai orang yang beriman tanpa ada ujian? Tidak saudaraku. Tidak sekali-kali Anda mungkin dapat luput dari ujian Allah. Karenanya, persiapkan diri, mental dan iman Anda, agar Anda dapat menjalani ujian ini dengan baik. Dengan demikian Allah-pun semakin mencintai Anda. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al Ankabut 2-3)

Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengisahkan bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Sesungguhnya bila Allah mencintai suatu kaum, niscaya Ia akan menguji mereka. Maka orang yang menerima ujian itu dengan ridho, maka Allah-pun ridho kepadanya. Sedangkan orang yang tidak suka (berkeluh kesah), maka Allah-pun tidak menyukainya." (HR. At Tirmizi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani menyatakan bahwa hadits ini shahih).

Ketahuilah saudaraku! Kebahagian hidup di dunia yang sejati dan kekal hanya dapat Anda capai bila Anda ridho dengan segala takdir Allah. Dengan sifat inilah Anda dapat merasakan indahnya kenikmatan dan terhindar dari rasa pedih musibah.

Sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, "Sesungguhnya Allah Yang Maha Adil, meletakkan kedamaian dan kebahagiaan pada iman dan ridho. Sebagaimana Allah juga meletakkan rasa gundah dan duka pada keraguan dan kebencian (keluh kesah)." (7)
Penutup
Sebagai penutup, perkenankan saya bertanya: Masihkah Anda beranggapan bahwa pengobatan yang mujarab hanya milik orang kaya? Akan tetapi, yang benarkah Anda percaya dan beriman ? Marilah kita bersama-sama menemukan buktinya. Wallahu Ta'ala a'alam bisshawab.
Catatan:1. Zadul Ma'ad oleh Ibnul Qayyim
2. Tafsir Ibnu Abi Hatim 10/3279 & Tafsir Al Baghowi 7/355.
3. Tafsir Ibnu Jarir 27/234, dan Tafsir Ibnu katsir 4/314.
4. Syarah Shahih Muslim oleh Imam An Nawawi 6/67.
5. Fathul Bari oleh Ibnu Hajar Al Asqalani 3/26.
6. Al Bidayah wa An Nihayah 12/85.
7. Riwayat Ibnu Abid Dunya dan Al Baihaqi.
Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri

Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif