Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Minggu, 27 Januari 2013

MACAM MACAM SIHIR

Allah-green.svg

BAB 25

MACAM MACAM SIHIR

Imam Ahmad meriwayatkan: telah diceritakan
kepada kami oleh Muhammad bin Ja’far dari Auf dari
Hayyan bin ‘Ala’ dari Qathan bin Qubaishah dari
bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah        
bersabda:“Iyafah, Tharq dan Thiyarah adalah termasuk Jibt.”

Auf menafsirkan hadits ini dengan mengatakan:
"Iyafah" adalah: meramal nasib orang dengan
menerbangkan burung.
"Tharq" adalah: meramal nasib orang dengan
membuat garis di atas tanah.
"Jibt" adalah sebagaimana yang telah dikatakan oleh
Hasan: suara syetan. (Hadits tersebut sanadnya jayyid).
Dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, An Nasa’i,
dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dengan hanya
menyebutkan lafadzh hadits dari Qabishah, tanpa
menyebutkan tafsirannya.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu
 bahwa Rasulullah        
bersabda:“Barangsiapa yang mempelajari sebagian dari ilmu
nujum (perbintangan) sesungguhnya dia telah
mempelajari sebagian ilmu sihir. Semakin bertambah (ia
mempelajari ilmu nujum) semakin bertambah pula
(dosanya).” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih).

An Nasa'i meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu
bahwa Rasulullah  bersabda:“Barangsiapa yang membuat suatu buhulan,
kemudian meniupnya (sebagaimana yang dilakukan oleh
tukang sihir) maka ia telah melakukan sihir, dan
barangsiapa yang melakukan sihir maka ia telah
melakukan kemusyrikan, dan barangsiapa yang
menggantungkan diri pada sesuatu benda (jimat), maka
ia dijadikan Allah bersandar kepada benda itu”.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah         bersabda:“Maukah kamu aku beritahu apakah Adh-h itu? ia
adalah perbuatan mengadu-domba, yaitu banyak
membicarakan keburukan dan menghasut di antara
manusia.” (HR. Muslim).

Dan ibnu Umar Radhiyallahu 'anhu menuturkan, bahwa Rasulullah        
bersabda:“Sesungguhnya di antara susunan kata yang indah
itu terdapat kekuatan sihir.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kandungan bab ini:

1. Di antara macam sihir (Jibt) adalah iyafah, th arq
dan thiyarah.

2. Penjelasan tentang makna iyafah, tharq dan
thiyarah.

3. Ilmu nujum (perbintangan) termasuk salah satu
jenis sihir.

4. Membuat buhulan, lalu ditiupkan kepadanya
termasuk sihir.

5. Mengadu domba juga termasuk perbuatan sihir.

6. Keindahan susunan kata [yang membuat
kebatilan seolah-olah kebenaran dan kebenaran
seolah-olah kebatilan] juga termasuk perbuatan
sihir.

KITAB TAUHID BAB 25 HAL 144-146

Kamis, 24 Januari 2013

HUKUM S I H I R


Allah-green.svg
BAB 24

HUKUM S I H I R

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :“Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu
telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukar (kitab
Allah) dengan sihir itu, maka tidak akan mendapatkan
bagian (keuntungan) di akhirat.” (QS. Al Baqarah: 102).

“Dan mereka beriman kepada Jibt dan Thaghut.”
(QS. An nisa’: 51).

Menurut penafsiran Umar bin Khathab Radhiyallahu 'anhu : Jibt
adalah sihir, sedangkan Thaghut adalah syetan.

Sedangkan Jabir Radhiyallahu 'anhu berkata: Thaghut adalah para
tukang ramal yang didatangi syetan; yang ada pada setiap
kabilah.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah
       bersabda:“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran!
para sahabat bertanya: “Apakah ketujuh perkara itu ya
Rasulullah?”, beliau menjawab:” yaitu syirik kepada
Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah
kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama,
makan riba, makan harta anak yatim, lari dari
peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga
dirinya dari perbuatan dosa yang tidak memikirkan untuk
melakukan dosa serta beriman kepada Allah.” (HR.
Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Jundub bahwa Rasulullah       
bersabda dalam hadits marfu’:“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal
lehernya dengan pedang.” (HR. Imam Turmudzi, dan ia
berkata: "pendapat yang benar hadits ini adalah perkataan
sahabat").

Dalam shahih Bukhari, dari Bajalah bin Abdah, ia
berkata: “Umar bin Khathab telah mewajibkan untuk
membunuh setiap tukang sihir, baik laki-laki maupun
perempuan, maka kami telah membunuh tiga tukang
sihir.”

Dan dalam shahih Bukhari juga, Hafsah
radhiallahuanha telah memerintahkan untuk membunuh
budak perempuannya yang telah menyihirnya, maka
dibunuhlah ia, dan begitu juga riwayat yang shahih dari
Jundub.

Imam Ahmad berkata: “diriwayatkan dalam hadits
shahih, bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir ini
telah dilakukan oleh tiga orang sahabat Nabi (Umar,
Hafsah dan Jundub).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat Al Baqarah (64).

2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat An Nisa’(65).
-------------------------------------------------------
(64)Ayat pertama menunjukkan bahwa sihir haram hukumnya,
dan pelakunya kafir, di samping mengandung ancaman
berat bagi orang yang berpaling dari kitab Allah, dan
mengamalkan amalan yang tidak bersumber darinya.

(65)Ayat kedua menunjukkan bahwa ada di antara umat ini
yang beriman kepada tukang sihir (Jibt), sebagaimana ahli
kitab beriman kepadanya, karena Rasulullah        telah
menegaskan bahwa akan ada di antara umat ini yang
mengikuti dan meniru umat-umat sebelumnya.

3. Penjelasan tentang makna Jibt dan Thaghut, serta
perbedaan antara keduanya.

4. Thaghut itu terkadang dari jenis Jin, dan kadang
terkadang dari jenis manusia.

5. Mengetahui tujuh perkara yang bisa
menyebabkan kehancuran, yang dilarang secara
khusus oleh Nabi.

6. Tukang sihir itu kafir.

7. Tukang sihir itu dihukum mati tanpa diminta
taubat terlebih dahulu.

8. Jika praktek sihir itu telah ada di kalangan kaum
muslimin pada masa Umar, bisa dibayangkan
bagaimana pada masa sesudahnya?

kitab tauhid bab 24 hal 140-143

Senin, 14 Januari 2013

PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA YANG MENYEMBAH BERHALA

Allah-green.svg

BAB 23

PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA
YANG MENYEMBAH BERHALA

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang
diberi bagian dari Al kitab? Mereka beriman kepada Jibt
dan Thaghut (59), dan mengatakan kepada orang-orang
kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar
jalannya dari orang-orang yang beriman.” (QS. An
nisa’: 51).
------------------------------------------
(59)Terdapat bebarapa penafsiran dari kalangan salaf, tentang
makna Jibt, antara lain: berhala, sihir, tukang sihir, tukang
ramal, Huyai bin Akhthab dan Ka’ab bin Al Asyraf (kedua
orang ini adalah tokoh orang-orang Yahudi di zaman
Rasulullah      ). Dengan demikian, pengertian umum
mencakup makna ini semua, sebagaimana yang dikatakan
oleh Al Jauhari dalam Ash Shihah: “Jibt adalah kata-kata
yang dapat digunakan untuk berhala, tukang ramal, tukang
sihir dan sejenisnya …”

Demikian halnya dengan kata-kata thaghut, terdapat
beberapa penafsiran, yang menunjukkan pengertian umum.
Antara lain: syetan, syetan dalam wujud manusia, berhala,
tukang ramal, Ka’ab Al Asyraf.

Ibnu Jarir Ath Thabari, dalam menafsirkan ayat ini, setelah
menyebutkan beberapa penafsiran ulama salaf,
mengatakan: “… Jibt dan Thaghut ialah dua sebutan untuk
setiap yang diagungkan dengan disembah selain Allah,
atau ditaati, atau dipatuhi; baik yang diagungkan itu batu,
manuisa ataupun syetan.

“Katakanlah:”maukah aku beritakan kepadamu
tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya
dari pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Allah, yaitu
orang-orang yang dilaknati dan dimurkai, dan di antara
mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orangorang
yang menyembah Thaghut.” (QS. Al maidah: 60).“

…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka
berkata: “sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah
peribadatan di atas gua mereka.” 
(QS. Al kahfi: 21).

Dari Abu Said Radhiyallahu 'anhu  , Rasulullah       
bersabda:“Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi
umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah
sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak
niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.” para
sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi
dan Nasranikah? Beliau       menjawab: “siapa lagi?”
(HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu 'anhu  ,
 bahwa
Rasulullah       bersabda:“Sungguh Allah telah
 membentangkan bumikepadaku, 
sehingga aku dapat melihat belahan timur dan
barat, dan sungguh kekuasaan umatku akan sampai pada
belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu, dan
aku diberi dua simpanan yang berharga; merah dan
putih (imperium Persia dan Romawi), dan aku minta
kepada Rabbku untuk umatku agar jangan dibinasakan
dengan sebab kelaparan (paceklik) yang
berkepanjangan, dan jangan dikuasakan kepada musuh
selain dari kaum mereka sendiri, sehingga musuh itu
nantinya akan merampas seluruh negeri mereka. Lalu
Rabb berfirman: “Hai Muhammad, jika aku telah
menetapkan suatu perkara, maka ketetapan itu tak akan
bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah memberikan
kepadamu untuk umatmu untuk tidak dibinasakan dengan
sebab paceklik yang berkepanjangan, dan tidak akan
dikuasai oleh musuh selain dari kaum mereka sendiri,
maka musuh itu tidak akan bisa merampas seluruh negeri
mereka, meskipun manusia yang ada di jagat raya ini
berkumpul menghadapi mereka, sampai umatmu itu
sendiri sebagian menghancurkan sebagian yang lain, dan
sebagian meraka menawan sebagian yang lain.”

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Barqani dalam
shahihnya dengan tambahan:

“Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada
lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan
ketika terjadi pertumpahan darah di antara mereka, maka
tidak akan berakhir sampai datangnya hari kiamat, dan
hari kiamat tidak akan kunjung tiba kecuali ada di antara
umatku yang mengikuti orang musyrik, dan sebagian lain
yang menyembah berhala, dan sungguh akan ada pada
umatku 30 orang pendusta, yang mengaku sebagai Nabi,
padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi
lain setelah aku, meskipun demikian akan tetap ada
segolongan dari umatku yang tetap tegak membela
kebenaran, dan mereka selalu mendapat pertolongan
Allah taala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang
yang menelantarkan mereka dan memusuhi mereka,
sampai datang keputusan Allah Subhanahu Wa Ta'ala”.

Kandungan dalam bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat An Nisa’(60).
-------------------------------------------------
(60)Ayat ini menunjukkan bahwa apabila orang-orang yang
diturunkan kepada mereka Al Kitab mau beriman kepada
Jibt dan Thaghut, maka tidak mustahil dan tidak dapat
dipungkiri bahwa umat ini yang telah diturunkan
kepadanya Al Qur’an akan berbuat pula seperti yang
mereka perbuat, karena Rasulullah       telah
memberitahukan bahwasanya akan ada di diantara umat ini
orang-orang yang berbuat seperti apa yang diperbuat oleh
orang-orang Yahudi dan Nasrani

2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat Al Maidah (61).

3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat Al Kahfi (62).
----------------------------------------------
(61)Ayat ini menunjukkan bahwa akan terjadi di kalangan
umat ini penyembahan thaghut, sebagaimana telah terjadi
penyembahan thaghut di kalangan ahli kitab.

(62)Ayat ini menunjukkan bahwa ada di antara umat ini orang
yang membangun tempat ibadah di atas atau di sekitar
kuburan, sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang
sebelum mereka.

4. Masalah yang sangat penting sekali, yaitu
pengertian tentang beriman terhadap Jibt dan
Thaghut, apakah sekedar mempercayainya dalam
hati, atau mengikuti orang-orangnya, sekalipun
membenci hal tersebut dan mengerti akan
kebatilannya? [sebagai buktinya], apa yang
dikatakan oleh Ahli kitab kepada orang-orang
kafir (kaum Musyrikin Makkah) bahwa mereka
lebih benar jalannya dari pada orang-orang yang
beriman.

5. Iman kepada Jibt dan Thaghut pasti akan terjadi
di kalangan umat ini (umat Islam), sebagaimana
yang ditetapkan dalam hadits Abu Said. Dan
inilah yang dimaksud dalam bab ini.

6. Pernyataan Rasulullah       bahwa akan terjadi
penyembahan berhala dari kalangan umat ini.

7. Satu hal yang amat mengherankan adalah
munculnya orang yang mendakwahkan dirinya
sebagai Nabi, seperti Al Mukhtar bin Abu Ubaid
Ats tsaqafi(63); padahal ia mengucapkan dua
kalimah syahadat, dan menyatakan bahwa
dirinya termasuk dalam umat Muhammad, dan ia
meyakini bahwa Rasulullah itu haq dan Al
Qur’an juga haq, yang di dalamnya diterangkan
bahwa Muhammad adalah penutup para Nabi.
Walaupun demikian ia dipercayai banyak orang,
meskipun adanya kontradiksi yang jelas sekali. Ia
hidup pada akhir masa sahabat dan diikuti oleh
banyak orang.
-----------------------------------------
(63)Al Mukhtar bin Abu Ubaid bin Mas’ud Ats Tsaqafi.
Termasuk tokoh yang memberontak terhadap kekuasaan
Bani Umayyah dan menonjolkan kecintaan kepada Ahlu
bait. Mengaku bahwa ia adalah nabi dan menerima wahyu.
Dibunuh oleh Mush’ab bin Az Zubair pada tahun 67 H
(687 M).

8. Rasulullah       menyampaikan kabar gembira
bahwa al haq (kebenaran Allah dan ajaran-Nya)
tidak akan dapat dilenyapkan sama sekali,
sebagaimana yang terjadi pada masa lalu, tetapi
masih akan selalu ada sekelompok orang yang
berpegang teguh dan membela kebenaran.

9. Bukti kongkritnya adalah: mereka walaupun
sedikit jumlahnya, tetapi tidak tergoyahkan oleh
orang-orang yang menelantarkan dan menentang
mereka.

10. Kondisi seperti ini akan berlangsung sampai hari
kiamat.

11. Bukti bukti akan kenabian Muhammad       yang
terkandung dalam hadits ini adalah:

• Pemberitahuan beliau bahwa Allah telah
membentangkan kepadanya belahan bumi
barat dan timur, dan menjelaskan makna dari
hal itu; kemudian terjadi seperti yang beliau
beritakan, berlainan halnya dengan belahan
selatan dan utara.

• Pemberitahuan beliau bahwa beliau diberi
dua simpanan yang berharga.

• Pemberitahuan beliau bahwa do’anya untuk
umatnya dikabulkan dalam dua hal,
sedangkan hal yang ketiga tidak dikabulkan.

• Pemberitahuan beliau bahwa akan terjadi
pertumpahan darah di antara umatnya, dan
kalau sudah terjadi tidak akan berakhir
sampai hari kiamat.

• Pemberitahuan beliau bahwa sebagian umat
ini akan menghancurkan sebagian yang lain,
dan sebagian mereka menawan sebagian
yang lain.

• Pemberitahuan beliau tentang munculnya
orang-orang yang mendakwahkan dirinya
sebagai Nabi pada umat ini.

• Pemberitahuan beliau bahwa akan tetap ada
sekelompok orang dari umat ini yang tegak
membela kebenaran, dan mendapat
pertolongan Allah.
Dan itu semua benar-benar telah terjadi
seperti yang telah diberitahukan, padahal semua
yang diberitahukan itu di luar jangkauan akal
manusia.

12. Apa yang beliau khawatirkan terhadap umatnya
hanyalah munculnya para pemimpin yang
menyesatkan.

13. Perlunya perhatian terhadap makna dari
penyembahan berhala.

KITAB TAUHID BAB 23 HAL 131-140

Rabu, 09 Januari 2013

UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA TAUHID DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN

Allah-green.svg

BAB 22

UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA
TAUHID DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU
KEPADA KEMUSYRIKAN

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada
orang orang mu’min.” (QS. At Taubah: 128).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah       bersabda:“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian
sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan
kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah
shalawat untukku, karena sesungguhnya ucapan
shalawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja
kalian berada.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik,
dan para perawinya tsiqah).

Dalam hadits yang lain, Ali bin Al Husain Radhiyallahu 'anhu
menuturkan, bahwa ia melihat seseorang masuk ke dalam
celah-celah yang ada pada kuburan Rasulullah      ,
kemudian berdo’a, maka ia pun melarangnya seraya
berkata kepadanya: “Maukah kamu aku beritahu sebuah
hadits yang aku dengar dari bapakku dari kakekku dari
Rasulullah       , beliau bersabda:“Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat
perayaan, dan janganlah kalian jadikan rumah-rumah
kalian sebagai kuburan, dan ucapkanlah doa salam
untukku, karena doa salam kalian akan sampai kepadaku
dari mana saja kalian berada.” (Diriwayatkan dalam
kitab Al Mukhtarah).

Kandungan bab ini:

1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam
surat Al Bara’ah (58)
-----------------------------------
(58)Ayat ini, dengan sifat sifat yang disebutkan di dalamnya
untuk pribadi Nabi Muhammad      , menunjukkan bahwa
beliau telah memperingatkan umatnya agar menjauhi
syirik, yang merupakan dosa paling besar, karena inilah
tujuan utama diutusnya Rasulullah      .

2. Rasulullah       telah memperingatkan umatnya dan
berusaha dengan sungguh-sungguh dalam
menjauhkan umatnya dari jalan yang menuju
kepada kemusyrikan, serta menutup setiap jalan
yang menjurus kepadanya.

3. Rasulullah       sangat menginginkan keimanan dan
keselamatan kita, dan amat belas kasihan lagi
penyayang kepada kita.

4. Larangan Rasulullah       untuk tidak menziarahi
kuburannya dengan cara tertentu, [yaitu dengan
menjadikannya sebagai tempat perayaan],
padahal menziarahi kuburan beliau termasuk
amalan yang amat baik.

5. Rasulullah       melarang seseorang banyak
melakukan ziarah kubur.

6. Rasulullah       menganjurkan untuk melakukan
shalat sunnah di dalam rumah.

7. Satu hal yang sudah menjadi ketetapan
dikalangan kaum salaf, bahwa menyampaikan
shalawat untuk Nabi tidak perlu masuk ke dalam
kuburannya.

8. Alasannya karena shalawat dan salam seseorang
untuk beliau akan sampai kepada beliau
dimanapun ia berada, maka tidak perlu harus
mendekat, sebagaimana yang diduga oleh
sebagian orang.

9. Nabi       di alam barzakh, akan ditampakkan
seluruh amalan umatnya yang berupa shalawat
dan salam untuknya.

Kitab Tauhid Bab 22 Hal 128-130

Senin, 07 Januari 2013

BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN ORANG-ORANG SHALEH MENJADI PENYEBAB DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN ALLAH

Allah-green.svg

BAB 21

BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN
ORANG-ORANG SHALEH MENJADI PENYEBAB
DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN ALLAH

Imam Malik meriwayatkan dalam kitabnya Al
Muwattha’, bahwa Rasulullah      bersabda:
“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku
sebagai berhala yang disembah. Allah sangat murka
kepada orang-orang yang telah menjadikan kuburan
para Nabi mereka sebagai tempat ibadah”.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dengan sanadnya dari
sufyan dari Mansur dari Mujahid, berkaitan dengan ayat:
“Jelaskan kepadaku (wahai kaum musyrikin)
tentang (berhala yang kamu anggap sebagai anak
perempuan Allah) Al lata dan Al Uzza.” (QS. An Najm:
19).

Ia (Mujahid) berkata: “Al latta adalah orang yang
dahulunya tukang mengaduk tepung (dengan air atau
minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. Setelah
meninggal, merekapun senantiasa mendatangi
kuburannya.”

Demikian pula penafsiran Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu
sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Jauza’: “Dia itu
pada mulanya adalah tukang mengaduk tepung untuk
para jamaah haji.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu , ia berkata:
“Rasulullah      melaknat kaum wanita yang
menziarahi kuburan, serta orang-orang yang membuat
tempat ibadah dan memberi lampu penerang di atas
kuburannya.” (HR. para penulis kitab Sunan).

Kandungan dalam bab ini:

1. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan
berhala (56).
------------------------------------
(56)Berhala adalah sesuatu yang diagungkan selain Allah,
seperti kuburan, batu, pohon dan sejenisnya.

2. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan
ibadah (57).
-----------------------------------------------
(57)Mengagungkan kuburan dengan dijadikannya sebagai
tempat ibadah adalah termasuk pengertian ibadah yang
dilarang oleh Rasulullah.

3. Rasulullah      dengan doanya itu, tiada lain
hanyalah memohon kepada Allah supaya
dihindarkan dari sesuatu yang dikhawatirkan
terjadi [pada umatnya, sebagaimana yang telah
terjadi pada umat-umat sebelumnya] yaitu: sikap
berlebih-ebihan terhadap kuburan beliau, yang
akhirnya kuburan beliau akan menjadi berhala
yang disembah.

4. Dalam doanya, beliau sertakan pula apa yang
dilakukan oleh orang-orang terdahulu dengan
menjadikan kuburan para Nabinya sebagai
tempat beribadah.

5. Penjelasan bahwa Allah sangat murka [terhadap
orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai
tempat ibadah].

6. Di antara masalah yang sangat penting untuk
dijelaskan dalam bab ini adalah mengetahui
sejarah penyembahan Al lata berhala terbesar
orang-orang jahiliyah.

7. Mengetahui bahwa berhala itu asal usulnya
adalah kuburan orang shaleh [yang diperlakukan
secara berlebihan dengan senantiasa dikunjungi
oleh mereka].

8. Al latta nama orang yang dikuburkan itu, pada
mulanya adalah seorang pengaduk tepung untuk
disajikan kepada para jamaah haji.

9. Rasulullah      melaknat para wanita penziarah
kubur.

10. Beliau juga melaknat orang-orang yang
memberikan lampu penerang di atas kuburan.

KITAB TAUHID BAB 21 HAL 125-127
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif