Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Sabtu, 30 Juli 2016

Teori Tentang Rezeki penjelasannya dalam Al Quran


itu adanya dimana, di langit ataukah di bumi ?. Lihat QS 51 ayat 22

Dan di langit rezeki Anda sudah disiapkan, ditetapkan dan tidak akan pernah tertukar. Kalau Alloh sudah memberikan statement tidak akan pernah tertukar, maka tidak ada kerjaan orang yang mengambil rezeki orang lain. Jangan pernah mengharapkan rezeki orang lain apalagi mengambilnya, itu tidak ada kerjaan namanya, karena rezeki kita sudah ditetapkan.
Ingat hukum pengambilan. Kalau ada hak orang lain yang diambil, maka seketika terasa menyenangkan tapi yang diambil ini suatu saat akan kembali.

Dan dijanjikan kata Alloh rezeki  kamu sudah dituliskan di langit.

Kita hidup di bumi, rezeki nya di langit. Bagaimana cara mengambilnya? maka Alloh turunkan sifat keadilannya, diturunkan rezekinya ke bumi disediakan untuk mudah kita mengambilnya. Dijawab QS 2 ayat 29. 
Tidak semua rezeki  yang turun itu menimpa kita, bahkan harus memerlukan usaha, harus bergerak. Karena itu turun surah Al baqaroh ayat 168. 
Bahasa Quran ketika meminta manusia mencari rezeki  itu berlaku umum/universal, tidak mengikat akidah. Hukumnya mesti dicari dengan halal/legal. Tidak boleh mencuri, merampok, dan sebagainya. Karena hukumnya bersifat umum mengikat bagi manusia, maka manusia agama apapun, kepercayaan apapun yang melanggar kedua ketentuan ini, pasti mendapatkan konsekuensi dari kehidupan dunianya dan akan diproses juga.
Misal, ada seorang muslim mencuri, mencari rezeki dengan menempuh cara yang tidak halal, tentu akan ditempuh juga melalui hukum dunia. tidak akan dibedakan, mau orang islam atau non muslim, begitu mendapatkan rezekinya dengan cara yang tidak halal, maka akan diluruskan juga. Tak ada seorang polisi ketika menangkap pencuri ditanya dulu, “bapak agamanya apa? oh muslim, baik kalo begitu tidak jadi ditangkap, kasih tausiah saja”. Tidak mungkin, mau islam atau non islam tetap diproses, selesaikan, hukum umum.
yang menarik bukan itu, ketika ada seseorang mencari rezeki bismillah dengan imannya, dengan keyakinannya. Ada orang bertanya kepada Alloh, “ya Alloh kami minta keadilan, ada orang non muslim, dia tidak puasa, tidak sholat, tidak zakat masa bisa mendapatkan  kemudahan dalam mencari rezeki nya?. Kami yang sholat yang puasa yang berhaji yang beribadah harusnya ada perbedaan, ada kemudahan dalam menapatkannya.” Maka Alloh turunkan ayat khusus yang diberikan hanya kepada orang-orang yang beriman, →QS Al baqaroh ayat 172.
QS 2 ayat 168, ya ayyuhannas.. Hai Manusia (muslim atau non muslim), tapi ketika menyebutkan di ayat 172 berubah dari naas menjadi aamanuu, ya ayyuhaladziina aamanuu.. kalau sudah aamanu berarti hanya mengikat orang yang beriman saja (Islam).
Pada ayat 168 ada kuluu, di ayat 172 ada kuluu, tp yang hebat di ayat 168 mimma fil ardhi halaalan thoyyiba pada ayat 172 kalimat halalnya dibuang, kulu min thoyyibaati maa rozaqnakum. Halalnya dibuang Thoyyibnya dijamakkan, Thoyyibaat.
Ketika Alloh meminta orang-orang yang beriman berusaha, bekerja, beraktifitas disebut imannya dihilangkan halalnya. Kenapa ketika menyentuh orang-orang yang beriman minta dia bekerja kalimat halalnya dibuang?  karena orang-orang beriman itu otomatis dengan imannya akan menuntut dia mencari yang halal.  
Jadi ketika dia mengucapkan Bismillah dalam langkahnya, itu mustahil langkah bismillahnya itu melangkahkan kepada yang haram. Ketika dia mengucapkan Bismillah dalam pekerjaannya itu imannya otomatis akan menuntun kepada yang halal, jadi kalau ada orang yang merasa beriman, mengucapkan kalimat Alloh dalam pekerjaanya tapi dia mengerjakan yang haram dalam pencariannya, ada yang salah/keliru dengan imannya.
Kalau ada orang-orang yang mengerjakan sesuatu dengan Bismillah, merasa diawasi Alloh dengan maknanya bukan hanya kalimat yang mengalir dilisannya saja, maka sifat Rohman Alloh diturunkan kepada dirinya saat di dunia. Arrohman maha pemilik segala keluasan dunia, maarozaqnakum, maka kami mudahkan dia mendapatkan rezeki. Bukan dia yang lelah mencarinya. Kami yang berikan (kata Alloh) bukan kamu yang lelah mencarinya.
Kalau kita mencoba meningkatkan iman kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, kemudian diterapkan dalam aktifitas kehidupan, makan bismillah, minum bismillah, merawat anak bismillah, bekerja bismillah, maka Alloh akan berikan naungan dalam kehidupan kita yang tidak akan pernah diberikan kepada orang-orang yang tidak bismillah dalam kehidupannya. 
Apalagi kalau dibuktikan dengan amal sholeh. Jadi bukan kerjanya cuman bismillah saja, saat Anda bekerja waktu sholat Anda sholat, waktu baca Alquran Anda baca Alquran, apalagi kalau Anda melakukan amalan yang tidak dikerjakan manusia pada umumnya, seperti pada malam hari, orang tidur Anda bangun. Siang, orang makan Anda puasa, mendapatkan istirahat orang lain istirahat Anda membaca Alquran.
Jika Iman disandingkan dengan takwa maka yang terjadi luar biasa dahsyat. →QS 7 ayat 96.

Rezeki

QS Al A’rof ayat 96
Iman saja plus iman, kerja saja plus iman, beraktifitas plus iman itu akan memudahkan rezeki yang diturunkan Alloh kepada kita, apalagi rumus qurannya surat 7 ayat ke 96, kalau kita tambah imannya plus takwa, saat bekerja sholat tidak tertinggal misalnya. Pasti kami (kata Alloh) bukakan pintu keberkahan rezeki  baik dari langit atau dari bumi. Kalau sudah pintu langit dan bumi dibuka tidak ada kesulitan, dimudahkan dalam hidup. Pintu langit keberkahan dan pintu bumi kemudahan. Jadi kalau pintu langit dan bumi sudah dibuka oleh Alloh, dimana lagi celah kesulitan akan didapati?. Mustahil.

Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif