Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Rabu, 04 Desember 2013

Hadits Ke 10 Dari 50 Hadits Inti Ajaran Islam

                                                                     بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ


Hadits ke-9, halaman 52 sampai 54



Dari Abu Hurairah -radhiyallahu 'anhu-, beliau berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Baik, dan tidak menerima kecuali
sesuatu yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang
beriman dengan sesuatu yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman, "Hai
Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang
shalih...". Dan Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara
rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu...". Kemudian Rasulullah menyebutkan
tentang seseorang yang melakukan safar/perjalanan yang panjang, dengan rambut yang
acak-acakan/kusut dan badan yang berdebu/kotor. Ia mengangkat tangannya seraya
berdoa dan menyebut, "Wahai Rabb! Wahai Rabb!", sedangkan makanannya haram,
pakaiannya haram, dan dikenyangkan dari sesuatu yang haram. Maka bagaimana akan
dikabulkan (doanya)?".  HR Muslim (1015), dan lain-lain.


PENJELASAN HADITS

1- Sabdanya "Sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Baik, dan
tidak menerima kecuali sesuatu yang baik pula", menunjukkan bahwa di antara namanama
Allah adalah Ath-Thayyib (Yang Mahabaik/ Mahasuci dari kekurangan). Dan Allah
hanya akan menerima amalan yang baik saja. Dan amalan ini umum, mencakup segala
bentuk perbuatan. Demikian pula penghasilan. Maka, janganlah seseorang beramal kecuali
amalan yang baik. Dan janganlah seseorang berpenghasilan kecuali berpenghasilan yang
baik. Serta janganlah seseorang memberi kecuali dengan pemberian yang baik.

2- Sabdanya, 
Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang beriman dengan sesuatu
yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman, "Hai Rasul-Rasul, makanlah
dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih...". Dan Allah
berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik
yang kami berikan kepadamu...".
Pada dua ayat di atas, Allah telah memerintahkan para Rasul dan orang-orang yang diutus
kepada mereka para Rasul untuk memakan makanan-makanan yang baik. Maka
sebagaimana para Rasul diperintah untuk memakan makanan-makanan yang baik,
demikian pula orang-orang yang mengikuti mereka tidak boleh memakan kecuali dari
makanan-makanan yang baik.

3- Sabdanya, Kemudian Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang melakukan
safar/perjalanan yang panjang, dengan rambut yang acak-acakan/kusut dan badan
yang berdebu/kotor. Ia mengangkat tangannya seraya berdoa dan menyebut, "Wahai
Rabb! Wahai Rabb!", sedangkan makanannya haram, pakaiannya haram, dan
dikenyangkan dari sesuatu yang haram. Maka bagaimana akan dikabulkan (doanya)?

Tatkala Nabi menerangkan bahwa Allah tidak akan menerima apapun kecuali hal-hal yang
baik, dan para Rasul diperintah untuk memakan makanan-makanan yang baik, demikian
pula orang-orang yang beriman diperintah untuk memakan makanan-makanan yang baik,
beliau jelaskan pula bahwa di antara manusia ada yang menyelisihi jalan ini. Maka, di
antara mereka ada yang makanannya tidak baik. Bahkan menyandarkan pengahsilannya
dari yang haram, dan menggunakannya dalam segala bentuk kegiatannya, baik itu dalam
makanan, pakaian, atau pun penghasilan. Dan Nabi menjelaskan pula bahwa hal yang
demikian itu merupakan salah satu sebab tidak dikabulkan doanya. Padahal orang tersebut
(yang disebutkan dalam hadits) telah melaksanakan beberapa sebab dikabulkannya doa.
Orang itu telah melakukan empat sebab dikabulkannya doa; ia melakukan safar/perjalanan
yang panjang, ia dalam keadaan kusut dan berdebu, ia mengangkat kedua tangannya
dalam berdoa, dan ia menyeru Allah dengan kata "Rabb" yang merupakan sifat ketuhanan-
Nya yang Agung, dan dengan mengulang-ulang pula.
Dan sabda beliau  "Maka bagaimana akan dikabulkan (doanya)?",
menunjukkan akan jauhnya kemungkinan dikabulkan doanya, disebabkan adanya hal-hal
yang menghalangi dari dikabulkannya doa.

4- Pelajaran dan faidah hadits:

a. Di antara nama-nama Allah adalah Ath-Thayyib, yang artinya Yang Mahasuci dari
segala kekurangan. Dan berarti Allah juga tersifati dengan sifat Ath-Thiib (kebaikan
dan kesucian). Karena seluruh nama Allah itu terbentuk dari perbuatan-Nya, dan
darinya dibentuklah sifat-Nya.

b. Wajib atas setiap muslim untuk melakukan segala perbuatan yang bersifat baik, baik
itu perbuatan atau pun penghasilan.

c. Shadaqah itu tidak diterima (oleh Allah) kecuali dari harta yang halal. Dan hal ini
telah diterangkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci (berwudhu), dan shadaqah (tidak akan
diterima) dari hasil rampasan (hasil pengambilan/curian dari harta hasil
peperangan sebelum dibagikan oleh pemimpin).
Diriwayatkan oleh Muslim (224).

d. Keluasan nikmat dan rezeki dari Allah, sekaligus perintah Allah (kepada hambanya)
untuk hanya memakan dari yang baik-baik.

e. Sesungguhnya memakan sesuatu yang haram merupakan salah satu sebab tidak
dikabulkannya doa.

f. Di antara sebab dikabulkannya doa adalah ketika seseorang sedang safar/melakukan
perjalanan, dan dalam keadaan kusut dan kotor.

g. Di antara sebab dikabulkannya doa pula adalah mengangkat tangan ketika berdoa.

h. Di antara sebab dikabulkannya doa pula adalah bertawassul dengan nama-nama
Allah.

i. Di antara sebab dikabulkannya doa pula adalah mengulang-ulang (merengek-rengek
dan tidak berputus asa) dalam berdoa

Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif