Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Sabtu, 15 Desember 2012

MINTA PERTOLONGAN DAN BERDO’A KEPADA SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK


Allah-green.svg
BAB 14

MINTA PERTOLONGAN DAN BERDO’A KEPADA
SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada
selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan
tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu
berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan
demikian termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik).”
(QS. Yunus: 106).

“Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu
bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya.
Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia
lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Yunus: 107).

“Sesungguhnya mereka yang kamu sembah selain
Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu, maka
mintalah rizki itu kepada Allah dan sembahlah Dia (saja)
serta bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah
kamu sekalian dikembalikan.” (QS. Al Ankabut: 17 ).

“Dan tiada yang lebih sesat dari pada orang yang
memohon kepada sesembahan-sesembahan selain Allah,
yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai
hari kiamat dan sembahan-sembahan itu lalai dari
(memperhatikan) permohonan mereka. Dan apabila
manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya
sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan
mengingkari pemujaan mereka.” (QS. Al Ahqaf: 5-6).

“Atau siapakah yang mengabulkan (do’a) orang orang
yang dalam kesulitan di saat ia berdo’a kepada-
Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang
menjadikan kamu sekalian menjadi khalifah di bumi?
Adakah sesembahan (yang haq) selain Allah? Amat
sedikitlah kamu mengingat-(Nya).” (QS. An Naml: 62).

Imam At-thabrani dengan menyebutkan sanadnya
meriwayatkan bahwa: “pernah ada pada zaman
Rasulullah       seorang munafik yang selalu menyakiti
orang-orang mu’min, maka salah seorang di antara orang
mu’min berkata: “marilah kita bersama-sama memohon
perlindungan kepada Rasulullah        supaya dihindarkan
dari tindakan buruk orang munafik ini”, ketika itu
Rasulullah       
menjawab:
“Sesungguhnya aku tidak boleh dimintai
perlindungan, hanya Allah sajalah yang boleh dimintai
perlindungan”.

Kandungan bab ini:

1. Istighatsah itu pengertiannya lebih khusus dari
pada berdo’a(33).
-----------------------------------

(33) Istighatsah ialah: meminta pertolongan ketika dalam
keadaan sulit supaya dibebaskan dari kesulitan itu.


2. Penjelasan tentang ayat yang pertama (34).
----------------------------------------

(34)Ayat pertama menunjukkan bahwa dilarang memohon
kepada selain Allah, karena selain-Nya tidak dapat
memberikan manfaat dan tidak pula dapat mendatangkan
bahaya kepada seseorang.


3. Meminta perlindungan kepada selain Allah
adalah syirik besar.

4. Orang yang paling shaleh sekalipun jika
melakukan perbuatan ini untuk mengambil hati
orang lain, maka ia termasuk golongan orangorang
yang dzalim (musyrik).

5. Penjelasan tentang ayat yang kedua (35).
--------------------------------------
(35)Ayat kedua menunjukkan bahwa Allah-lah yang berhak
dengan segala ibadah yang dilakukan manusia, seperti doa,
istighatsah dan sebagainya. Karena hanya Allah yang
Maha Kuasa, jika Dia menimpakan sesuatu bahaya kepada
seseorang, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya
selain Dia sendiri, dan jika Dia menghendaki untuk
seseorang suatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat
menolak karunia-Nya. Tidak ada seorangpun yang
menghalangi kehendak-Nya.

6. Meminta perlindungan kepada selain Allah
tidak dapat mendatangkan manfaat duniawi, di
samping perbuatan itu termasuk perbuatan
kafir.

7. Penjelasan tentang ayat yang ketiga (36).

---------------------------------------------------
(36)Ayat ketiga menunjukkan bahwa hanya Allah yang berhak
dengan ibadah dan rasa syukur kita, dan hanya kepada-
Nya seharusnya kita meminta rizki, karena selain Allah
tidak mampu memberikan rizki.


8. Meminta rizki itu hanya kepada Allah,
sebagaimana halnya meminta surga.

9. Penjelasan tentang ayat yang keempat (37).

-----------------------------------------
(37)Ayat keempat menunjukkan bahwa doa (permohonan)
adalah ibadah. Karena itu, barangsiapa yang
menyelewengkannya kepada selain Allah, maka dia adalah
musyrik.


10. Tidak ada orang yang lebih sesat dari pada
orang yang memohon kepada sesembahan
selain Allah.

11. Sesembahan selain Allah tidak merasa dan
tidak tahu kalau ada orang yang memohon
kepadanya.

12. Sesembahan selain Allah akan benci dan marah
kepada orang yang memohon kepadanya pada
hari kiamat.

13. Permohonan ini dianggap ibadah kepada
sesembahan selain Allah.

14. Pada hari kiamat sesembahan selain Allah itu
akan mengingkari ibadah yang ditujukan
kepada mereka.

15. Permohonan kepada selain Allah inilah yang
menyebabkan seseorang menjadi orang yang
paling sesat.

16. Penjelasan tentang ayat yang kelima (38).
--------------------------------------------
(38)Ayat kelima menunjukkan bahwa istighatsah (mohon
pertolongan) kepada selain Allah – karena tidak ada yang
kuasa kecuali Dia – adalah bathil dan termasuk syirik.

17. Satu hal yang sangat mengherankan adalah
adanya pengakuan dari para penyembah
berhala bahwa tidak ada yang dapat
mengabulkan permohonan orang yang berada
dalam kesulitan kecuali Allah, untuk itu, ketika
mereka berada dalam keadaan sulit dan terjepit,
mereka memohon kepada-Nya dengan ikhlas
dan memurnikan ketaatan untuk-Nya.

18. Hadits di atas menunjukan tindakan preventif
yang dilakukan Rasulullah       untuk
melindungi ketauhidan, dan etika sopan santun
beliau kepada Allah.

KITAB TAUHID BAB 14 HAL 82-88

Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif