Hadits ke-4, halaman 34 sampai 38.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda kepada kami, dan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang benar (ucapannya) dan dibenarkan, "Sesungguhnya (materi) penciptaan salah seorang dari kalian (manusia) dikumpulkan (oleh Allah SubhanahuwaTa'ala) dalam rahim ibunya selama empat puluh hari, berupa nuthfah (air mani laki-laki dan wanita yang telah bercampur), kemudian nuthfah tersebut (berubah) menjadi 'alaqah (segumpal darah beku yang menempel pada rahim) selama empat puluh hari (berikutnya), kemudian 'alaqah tersebut (berubah) menjadi mudhgah (segumpal daging) selama empat puluh hari (berikutnya), lalu diutus padanya malaikat yang kemudian meniupkan ruh padanya, dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan empat kalimat (ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala baginya, yaitu): rezeki, ajal, amal perbuatan dan (apakah kemudian hari dia termasuk) orang yang celaka (masuk neraka) atau orang yang berbahagia (masuk surga). Maka demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar kecuali Dia, sungguh salah seorang dari kamu benar-benar ada yang beramal dengan amalan orang-orang yang akan masuk surga, sampai-sampai jarak yang memisahkan antara dirinya dan surga hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala tetapkan baginya) mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka (maksiat), sehingga dia pun masuk neraka. Dan (sebaliknya) sungguh salah seorang dari kamu benar-benar ada yang melakukan perbuatan orang-orang yang akan masuk neraka, sampai-sampai jarak yang memisahkan antara dirinya dan neraka hanya (tinggal) satu hasta (sangat dekat sekali), akan tetapi ketentuan (yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala tetapkan baginya) telah mendahuluinya, maka (di akhir hidupnya) dia melakukan amalan orang-orang yang akan masuk surga, sehingga dia pun masuk surga". HR. Al-Bukhari (3208), Muslim (2643), dan lain-lain.
PENJELASAN HADITS
1- Perkataan "Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang benar (ucapannya) dan dibenarkan…" maknanya adalah beliau orang yang selalu benar dalam perkataannya, dan beliau orang yang selalu dibenarkan terhadap apa-apa yang beliau bawa dari wahyu.
2- Sabdanya "Sesungguhnya (materi) penciptaan salah seorang dari kalian (manusia) dikumpulkan (oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala) dalam rahim ibunya…".
Dan Allah berfirman,
Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim).
[QS. Al-Mursalat: 20-21].
3- Dalam hadits ini disebutkan tahapan-tahapan penciptaan manusia.
Tahapan pertama; nuthfah (air mani), yaitu air (yang terpancar) sedikit. Tahapan kedua; 'alaqah (segumpal darah), yaitu (segumpal) darah yang membeku.
Dan Allah telah menyebutkan ketiga tahapan ini dalam firman-Nya,
4- Dalam hadits ini diterangkan bahwa setelah terjadinya tiga tahapan tersebut -yang lamanya seratus dua puluh (120) hari-, ditiupkan padanya ruh. Dengan demikian terjadilah manusia yang hidup, yang sebelumnya ia mati. Dan dalam Al-Qur'anul Karim dijelaskan bahwa manusia mengalami dua kehidupan dan dua kematian. Sebagaimanafirman Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang orang-orang kafir,
Kematian pertama adalah sebelum janin (manusia) ditiupkan padanya ruh. Dan kehidupan pertama dimulai dari ditiupkannya ruh hingga sampai ajal seseorang (mati).
Dan jika bayi dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan mati setelah ia berumur ditiupkannya ruh (yakni; 120 hari), maka berlaku baginya hukum-hukum melahirkan. Bayi tersebut wajib dimandikan, dishalatkan, dan ibunya telah selesai dari masa 'iddah, dan ia pun mengalami nifas. Adapun jika bayi tersebut keguguran sebelum ia berumur ditiupkannya ruh (yakni; sebelum 120 hari), maka tidak berlaku baginya hukum-hukum ini.
5- Setelah malaikat menulis tentang rezekinya, ajalnya, laki-laki atau perempuan, celaka atau bahagia, maka pengetahuan tentang bayi bahwa ia laki-laki atau perempuan bukan berarti perkara-perkara ghaib yang khusus bagi Allah dapat diketahui. Karena malaikat pun telah mengatahuinya. Sehingga sangat mungkin untuk mengetahui keadaan bayi laki-laki atau perempuan.
6- Sesungguhnya taqdir Allah telah mendahului segala sesuatu yang akan terjadi. Yang seseorang dihukumi bahagia atau sengsara adalah keadaannya tatkala ia mati.
7- Keadaan manusia, jika ditinjau dari permulaan dan akhirnya, terbagi menjadi empat:
Pertama, orang yang permulaan dan akhirnya baik.
Kedua, orang yang permulaan dan akhirnya buruk.
Ketiga, orang yang permulaannya baik, namun akhirnya buruk. Seperti orang yang tumbuh berkembang dalam ketaatan kepada Allah, kemudian sebelum mati ia justru murtad (keluar) dari Islam, dan akhirnya pun ia mati dalam keadaan murtadnya.
Keempat, orang yang permulaannya buruk, namun akhirnya baik. Seperti keadaan para tukang sihir yang mulanya bersama Fir'aun, kemudian beriman kepada Rabb Harun dan Musa (yakni; beriman kepada Allah). Dan seperti orang Yahudi yang menjadi pelayan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
8- Hadits ini menunjukkan bahwa manusia berusaha mengerjakan sesutau yang dapat membuat dirinya bahagia atau sengsara sesuai dengan kehendaknya. Namun, hal itu tetap tidak keluar dari kehendak dan keinginan Allah.
9- Sesungguhnya seseorang wajib untuk selalu berada di antara rasa takut dan berharap.
Hal ini disebabkan di antara manusia ada yang beramal baik sepanjang hidupnya, namun ia diakhiri oleh penutupan yang buruk. Namun, kendati pun demikian, seseorang tetap tidak boleh berputus asa dan putus harapan. Karena ada pula orang yangberamal buruk
10- An-Nawawi berkata dalam penjelasan hadits ini, "Jika ada yang mengatakan bahwa Allah telah berfirman,
Dan jika (amalan seseorang) diterima (oleh Allah) dengan janji Rabb Yang Mahamulia, ia akan aman dari su-ul khatimah (penutupan yang buruk). Dan hal ini dapat dijawab dari dua sisi:
Pertama; hal itu memang dapat terjadi jika syarat-syarat diterimanya amalan dan husnul khatimah
Kedua; akhir (penutupan) yang buruk berlaku untuk orang yang berbuat buruk dalam beramal.
Maksudnya; sesuai dengan yang tampak pada manusia berupa zhahir yang baik, namun
11- Pelajaran dan faidah hadits:
a. Penjelasan tahapan-tahapan penciptaan manusia di perut ibunya.
b. Sesungguhnya peniupan ruh (pada janin) terjadi pada saat berumur seratus dua puluh
d. Wajib beriman kepada perkara yang ghaib.
e. Wajib beriman kepada taqdir, dan taqdir senantiasa mendahului segala perkara yang akan terjadi.
f. Bolehnya (seseorang) bersumpah, walaupun tanpa diminta untukbersumpah, jika maksudnya untuk memperkuat perkataan yang akan disampaikan.
g. Sesungguhnya amalan itu bergantung pada akhirnya.
h. Penggabungan antara rasa takut dan berharap. Orang yang beramal shalih hendaknya takut dari su-ul khatimah (akhir yang buruk).
Namun orang yang beramal buruk (banyak bermaksiat),
hendaknya tidak berputus asa dari rahmat Allah.
i. Sesungguhnya amalan itu sebab masuknya seseorang ke dalam surga atau neraka.
j. Orang yang dituliskan (ditentukan) sengsara, ia tidak diketahui keadaannya di dunia, demikian pula sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar