Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Kamis, 06 September 2012

Siapakah Yang Terusir Dari Telaga Rasulullah?


Jika kita berbicara tentang telaga, mungkin yang akan terbayang di benak kita adalah tentang keindahannya. Airnya yang jernih kebiruan, pepohonan yang hijau dan rindang di sekitarnya, kicauan burung-burung yang membelah langit di atas telaga, dan keindahan lain yang dapat kita temui di sekitar telaga. Itulah keindahan telaga di dunia.

Tahukah Engkau, di Hari Akhir Nantipun Akan Ada Telaga?

Berita tentang keberadaan telaga di hari akhir ini telah dijelaskan jauh hari oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentu saja sebagai muslimah yang baik, kita harus mengimani hal ini meskipun akal kita tak mampu menjangkaunya. Ketahuilah wahai saudariku, pembahasan mengenai telaga di hari akhir ini merupakan pembahasan yang berkaitan dengan keimanan terhadap hari akhir. Karena itu, ketundukan terhadap nash-nash syar’i harus lebih didahulukan daripada pemikiran akal semata. Nah, bagaimanakah sebenarnya telaga di hari akhir tersebut? Semoga Allah memudahkan kita dalam membahas hal ini.

Setiap Nabi Memiliki Telaga (Haudh)

Lafazh al-haudh ( الحوض ) secara bahasa adalah al-jam’u (kumpulan), dikatakan menghimpun (mengumpulkan) air, lalu ditempatkan pada suatu wadah apabila telah terkumpul. Kadang-kadang dimaknai dengan wadah air. Secara syar’i (terminologi), makna al-haudh adalah telaga air yang turun dari sungai surga pada hari kiamat yang diperuntukkan bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang ditunjukkan oleh hadits-hadits mutawatir dan berdasarkan kesepakatan ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. (Lihat Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya aku telah mendahului kalian menuju al-haudh…” (HR. Bukhari dan Muslim dari sahabat Sahl bin Sa’d).

Saudaraku, perlu kita ketahui bahwa setiap Nabi ‘alaihimus shalaatu wa sallam memiliki telaga. Namun telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling besar, paling mulia, paling indah, dan paling banyak pengikutnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,

“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga, mereka membanggakan diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (HR. Tirmidzi)

Karakteristik Telaga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam

Saudaraku, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan tentang ciri-ciri telaga beliau kepada kita. Ketahuilah saudaraku, telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah telaga yang paling indah di antara telaga-telaga Nabi lainnya. Dan telaga tersebut diperuntukkan untuk kita, umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itulah kita patut bergembira akan hal itu.

Telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam airnya lebih putih dari susu. Rasanya lebih manis daripada madu. Lebih harum dari minyak kesturi. Panjangnya sama dengan lebarnya, yaitu satu bulan perjalanan. Gayungnya bagaikan bintang di langit dalam jumlah dan indahnya. Telaga Rasulullah memiliki dua saluran yang dihubungkan ke surga, yaitu ke sungai al-Kautsar. Barangsiapa yang minum seteguk air darinya, maka tidak akan kehausan lagi selamanya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit, siapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya.” (HR. Bukhari).

Lalu, dimanakah letak haudh? Ulama berbeda pendapat tentang letak haudh, apakah setelah atau sebelum shirath (jembatan yang dibentangkan di atas Neraka Jahannam yang akan dilewati umat manusia menuju Surga sesuai amal perbuatan mereka).

Imam Qurthubi mengatakan bahwa haudh terletak sebelum manusia meniti shirath, tepatnya di padang makhsyar. Dalilnya adalah ada sebagian orang yang ingin ke haudh, namun ia diusir darinya. Sedang Imam Bukhari berpendapat bahwa letak haudh adalah setelah shirath. Walllahu Ta’ala a’lam, pendapat yang terkuat adalah pendapat Imam Qurthubi.

Orang-Orang yang Diusir dari Telaga

Sungguh indah telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun tahukah engkau saudaraku, bahwa tidak semua umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa minum dari telaga beliau. Akan ada orang-orang yang diusir dari telaga beliau. Siapakah mereka?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Aku akan berada di atas telagaku nanti di akhirat menunggu siapa-siapa yang datang kepadaku. lalu didatangkan kepadaku beberapa orang dari ummatku. Aku berkata; Mereka itu ummatku. Lalu dikatakan kepadaku ; Kamu (Muhammad) tidak tahu kalau mereka itu telah menyelisihi sunnahmu." (HR. Bukhari No. 7048 dan Muslim No. 2293)

Sungguh akan ada yang terusir dari telaga di antara umat Muhammad. Celakalah orang yang menambah-nambah [berbuat bid'ah] dalam agama setelah Nabi meninggal dunia.

Salah satu golongan manusia yang akan diusir dari telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang yang mengganti-ganti syari’at yang telah Rasulullah ajarkan. Maka hendaknya kita berhati-hati akan hal ini. Kerjakanlah ibadah hanya yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan dan ajarkan kepada umatnya. Periksalah setiap amal ibadah kita, sesuaikah dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Tanyalah diri kita ketika hendak melakukan sebuah ibadah, apakah ibadah tersebut sesuai dengan syari’at yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Adakah dalil yang memerintahkannya? Karena setiap amal ibadah hukum asalnya adalah haram dikerjakan, kecuali jika ada dalil yang mensyariatkannya.

Imam Qurthubi mengatakan bahwa ulama berpendapat setiap orang yang murtad dan ahlu bid’ah adalah orang yang terusir dari telaga. Yang paling keras pengusirannya adalah yang paling jauh dan menyimpang dari ajaran para salaf.

Termasuk di dalamnya adalah orang yang berbuat zholim dan menutupi kebenaran, memusuhi dan menghina orang-orang yang membela kebenaran, serta orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan bid’ah.

Adapun orang-orang munafik, akan disikapi sebagaimana sikap yang nampak. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mengajaknya ke telaga, lalu disingkapkan tabir mereka sehingga diketahui bahwa mereka kafir. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Menjauhlah kalian!”

Dikenali dari Bekas Wudhu

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“(Panjang sisi) telagaku lebih jauh jaraknya antara Ailah dan ‘Adn (keduanya adalah nama tempat), lebih putih dari salju, lebih manis daripada madu yang dicampur susu, bejana-bejananya lebih banyak dari jumlah bintang-bintang, dan aku benar-benar akan menghalangi manusia darinya sebagaimana seorang yang menghalangi unta milik orang lain dari telaganya. Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau mengenali kami waktu itu?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Kalian datang kepadaku dengan anggota wudhu yang putih bersinar dari bekas wudhu”. (HR. Muslim)

Demikianlah saudaraku, sedikit pembahasan tentang telaga Rasulullah. Semoga kita dapat berkunjung ke telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meminum airnya yang lebih putih dari susu, lebih harum dari kesturi, dan lebih manis dari madu. Aamiin ya Mujibas Saailin.

Maraji’:

* Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Pustaka Imam Asy-Syafi’i
* Kajian kitab Ushulus Sunnah karya Imam Ahmad oleh Ustadz Aris Munandar

Disunting oleh Anwar Baru Belajar dari catatan Ummu Nafisah
Muraja’ah: Ustadz Nur Kholis, Lc.
Artikel muslimah.or.id


sumber ; http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2010/06/siapa-yang-terusir-dari-telaga.html

Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif