Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Rabu, 01 Agustus 2012

Indahnya Surga dan Jalan untuk Menggapainya



surgaBegitu indah dan menyenangkan surga Alloh Subhanahu wa Ta’ala pada jiwa-jiwa anak manusia yang diberi hati dan akal yang jernih pada jasadnya, karena didalamnya terdapat kenikmatan-kenikmatan yang tiada tara, luasnya tempat yang yang tidak bisa diukur oleh manusia, keindahan yang sangat menyilaukan dan mengagumkan hati manusia serta kelezatan – kelezatan yang tidak  dapat menandinginya segala kenikmatan dunia.
Kemudian diantara kenikmatan-kenikmatan surga Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang akan diberikan bagi penghuninya  adalah :
Yang Pertama : Dapat melihat Alloh, bagi orang-orang mu’min yang masuk ke dalam surganya.
Hal ini sebagaimana telah  disebutkan dalam kitab ‘Uluwul Himmah Fii Tholabil Jannah,” Sesungguhnya kenikmatan yang paling utama yang akan diperoleh  penghuni surga adalah dapat melihat Alloh”(1). Dan begitu juga dikatakan dalam kitab syarh Lum’atul I’tiqod “ orang orang mu’min melihat Robb mereka di akhirat dengan penglihatan mereka yang kemudian mereka menjumpai Alloh dan saling berdialog. Dan Alloh pun berfirman :
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ [22] إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ [23  
Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat. ( Qs: Al - Qiyaamah : 22-23)
Rasulullah juga bersabda dalam haditsnya :
(إنكم ترون ربكم كما ترون هذا القمر لاتضمون فى رؤيته (حديث صحيح رواه البخاري والمسلم
Sesungguhnya kalian akan melihat Robb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini dimana kalian tidak akan terhalangi sedikitpun dalam melihat Alloh. (Hr. Bukhori Muslim ){2}.
Sungguh merupakan kenikmatan yang sangat besar ketika kita dapat melihat Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang maha kuasa yang dapat menciptakan segala alam semesta dengan berbagai bentuk dan rupa, senantiasa membagikan rizki pada semua mahluknya, mengatur alam semesta tanpa sedikitpun  meminta bantuan hambanya, yang merajai segala raja dan kerajaan yang ada didunia, dengan penuh keadilan dan jauh dari aneka bentuk kedholiman yang hina. Dan masih banyak lagi kesempunaan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu kita hendaknya senantiasa merindukan-Nya agar bisa  berjumpa dan melihatnya, ditempat yang  kekal nan abadi kita didalamnya.
Yang kedua : Sungai-sungai dan mata air surga
Sungguh sangat menyenangkan dan menggembirakan jiwa ketika dapat menikmati sungai-sungai surga yang dihiasi dan dilengkapi dengan emas, batu-batu mutiara dan  air yang lebih  manis dari madu dunia.
Sesungguhnya termasuk sungai –sungai surga Alloh adalah Al-Kautsar, dan sungguh Alloh telah menyebutkanya dalam Al-Qur’an :
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ١
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.  ( Qs : al kaustar : 1).
Rasulullah pun telah bersabda :
(الكوثر نهر فى الجنة حافتاه من ذهب ومجراه من الدر واليقوت تربته أطيب ريحا من المسك ومائها أحلى من العسل وأشد بياضا من الثلج (رواه أحمد وابن ماجه وصححه الألبانى
Artinya : Al-Kaustar adalah sungai yang berada dalam surga yang dihimpit dengan emas, tempat aliran airnya dari batu mulia dan batu mutiara yang terharumi dengan wewangian yang lebih harum dari minyak kasturi, yang airnya lebih manis dari madu serta warnanya lebih putih dari salju”. (Hr. Ahmad dan Ibnu Majah dishohihkan Syaikh Al-Bani dalam Shohihul Jami’/4915).
Yang ketiga : Cantik nan jelita wanita surga.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam dalam surat Ar-Rohman : 58
كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ ;٥٨
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.
Dan Rasulullah saw bersabda dalam haditsnya :
(للرجل من أهل الجنة زوجتان من الحور العين على كل واحدة سبعون حلة يرى مخ ساقها من وراء الثياب( رواه أحمد والترميذى وصححه الألبانى
Bagi seorang laki-laki yang termasuk penduduk surga mempunyai dua istri dari bidadari surga, dimana setiap bidadari tersebut terlapisi dengan kain sampai  tujuh puluh lapisan akan tetapi senantiasa terlihat tulang sumsum betisnya dari balik hijab ( lapisan).(Hr. Imam Ahmad dan Tirmidzi yang dishohihkan Syaikh Albani dalam Shohihul Jami’/2564)
Wahai saudaraku, sabda rasulullah diatas menggambarkan begitu indah dan nikmatnya surga Alloh yang senantisa akan diberikan pada semua anak manusia yang senantiasa taat dan patuh kepada Robbnya dalam kehidupan dunia. Begitulah kecantikan wanita surga yang tidak akan pernah kita dapati wanita tersebut dalam kehidupan dunia. Bidadari surga akan senantiasa muda belia tidak akan pernah tua sebagaimana wanita-wanita dunia dimanapun keberadaan mereka. Bahkan umur mereka (bidadari-bidadari surga) adalah umur yang sangat ideal bagi kaum laki-laki yang menjadi penghuni surga Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini disebutkan Alloh Subhanahu wa Ta’ala dalam firmanya :
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا [٧٨:٣١]حَدَائِقَ وَأَعْنَابًا [٣٢]وَكَوَاعِبَ أَتْرَابًا [٣٣
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. ((QS. An-naba’ :31-33))
Dan telah dikatakan oleh Al-Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitabnya Al-Khadiy Al-Arwah:” Adapun kata al kawa’ibu adalah bentuk jamaknya dari kata kaa’ib yang mana bermakna seorang wanita jelita yang berparas cantik. Dan telah berkata juga Al-Imam Qotadah, Mujahid, Kilabiy dan ahli tafsir lainya bahwa kawaa’ib adalah wanita jelita  yang montok buah dadanya”. (3). Begitulah gambaran umur bidadari surga Alloh yang akan diperuntukan bagi hamba-hambanya yang senantiasa setia kepada-Nya , sampai hari kiamat tiba.
Demikianlah sekelumit keindahan-keindahan surga , yang menjadikan jiwa-jiwa hamba yang jernih senantiasa meridukanya, semoga Alloh yang maha kuasa menjadikan kita termasuk penghuni surga, karena inilah hakekat puncak tujuan kita dalam kehidupan dunia yang fana,  dimana semua akan binasa ketika hari yang dijanjikan Alloh telah tiba. Kita sebagai manusia biasa, hanya bisa berusaha dan berdo’a agar Alloh berkenan menjadikan kita sebagai penghuni surga, yang kekal nan abadi keberadaanya. Kemudian bagaimanakah usaha kita dalam menggapai surga yang dipenuhi kenikmatan dan keindahan didalamnya? kita kembalikan semua usaha dan amalan kita dalam menggapainya, pada Al-Qur’an yang mulia serta sunnah nabi-Nya dengan pemahaman rasulullah yang diwarisi para shahabatnya dan para pengikutnya yang sentiasa meniti jejaknya sampai maut menjeputnya.
Sebagaiman telah dinukil dalam kitab ‘Uluwul Himmah Fii Tholabil Jannah, diantara amalan –amalan yang bisa menghantarkan kita menuju surga Alloh adalah:
Amalan yang pertama : : Tahqiqqu At-Tauhid (mewujudkan tauhid).
Sebagaimana tertera dalam hadits nabi saw:
(من مات لايشرك بالله شيئا دخل الجنة ومن مات يشرك بالله شيئا دخل النار (رواه البخاري والمسلم
Barang siapa yang meninggal sedangkan ia tidak menyekutukan Alloh maka ia masuk surga dan barangsiapa mati dalam keadaan menyekutukan Alloh maka ia masuk kedalam api neraka. (Hr.Bukhori Muslim)
Maka dalam kehidupan yang hanya sementara ini, hendaknya kita mengaplikasikan tauhid dan jangan sampai jiwa kita berlumuran syirik yang bisa melenyapkan segala amal kebaikan yang pernah kita lakukan. Dimana kesyirikan-kesyirikan yang kita lakukan akan senantiasa menghantarkan kedalam siksa api neraka.
Dan pada hakekatnya dengan mewujudkan tauhid kita akan mendapat keutamaan tauhid yang sangat agung yang tidak diberikan pada semua hamban-Nya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Minhaj Firqoh An-Naajiyah yang pada intinya : Bahwa keutamaan tauhid sebagaiman firman Alloh :
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ [٨٢
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.( QS : al-an’am : 82)
Maka ayat yang mulia menmberikan kabar gembira pada orang orang mukmin yang mentauhidkan Alloh yang tidak mencampur adukan iman mereka dengan kesyirikan dan senantiasa menjauhi kesyirikan. Sesungguhnya bagi mereka keutamaan didunia dan akherat :
  • Yang pertama : orang yang mewujudkan tauhid mendapat jaminan keamanan yang sempurna dari adzab Alloh di alam akhirat nantinya.
  • Yang kedua : Dan orang yang mewujudkan tauhid, mereka termasuk orang orang yang mendapat petunjuk Alloh didunia.
  • Yang ketiga : Bahwasanya tauhid dapat menghantarkan kebahagian dan menghapus dosa-dosa (hambanya selain dosa syirik).
Sebagaimana termaktub dalam hadits Qudsiy :
(يابن آدم لوأتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتنى لاتشرك بي شيئا لأتيتك بقرابها مغفرة (رواه الترميذى قال حسن
“wahai anak adam seandainya engkau mendatangiku dengan membawa dosa sebesar bumi kemudian engkau menjumpaiku dalam keadaan tidak berbuat syirik terhadap aku dengan sesuatupun maka sesungguhnya aku akan mendatangimu dengan membawa ampunan sebesar bumi pula. (Hr.Tirmidzi).(4)
Saudaraku sesungguhnya manusia yang melaksanakan tauhid adalah manusia yang beruntung didunia dan akherat karena mereka akan dimasukan ke surga dan mendapat keutamaan keutamaan yang tidak diberikan pada semua hamba-Nya.
Amalan yang ke dua : Hubbulloh wa rosuulihi (cinta kepada Alloh dan rosul-Nya).
Sesungguhnya cinta kepada Alloh dan rosulnya termasuk sebab yang sangat penting sebagai perantara masuknya seorang muslim kedalam surga Alloh. Dan tidaklah asing lagi bagi kita bahwa cinta kepada Alloh dan rosulnya termasuk ibadah yang paling agung yang dapat mendekatkan seorang muslim kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi hendaknya seorang muslim didalam cinta kepada Alloh harus benar-benar cinta yang sejati yang muncul dari jiwanya. Kemudian bagaimanakah cinta yang sejati kepada Alloh ?telah disebutkan dalam kitab Minhaj Al-Firqoh An-Najiyah : “ Sesungguhnya cinta kepada Alloh dapat direalisasikan dengan mengikuti apa yang telah dibawa nabi Muhammad saw, mentaati dengan apa yang telah diperintahkanya. Meninggalkan apa- apa yang telah dilarang oleh Rasulullah saw melalui hadits-haditsnya yang shohih yang telah diterangkan pada umat manusia. Dan tidaklah cinta kepada Alloh diwujudkan dengan banyak bicara dan tidak mengamalkan petunjuk ,perintah dan sunnah Rasulullah saw. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
(qs: ali-imron :31)
Adapun orang orang yang mengaku cinta kepada Alloh dan Rosul-Nya akan tetapi tidak pernah menerima,mengamalkan petunjuk nabi Saw maka cintanya hanya sebatas pada lisanya yang pada hakekatnya telah mendustai hatinya : alangkah indahnya perkataan seorang penyair :
seandainya cintamu itu sejati maka sungguh kamu akan taat padanya
sesunguhnya orang yang mengaku cinta pada orang yang dicintainya
maka ia akan wujudkan cintanya dengan ketaatan
Amalan yang ke tiga : Tilaawatul Qur’an wa hifdzihi (membaca Al-Qur’an, menhafalnya).
Sungguh telah banyak nash nash yang syar’i yang menunjukan bahwa membaca al-qur’an termasuk sebab yang dapat menghantarkan masuk kedalam surga alloh. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
(يقال لصاحب القرآن إذا دخل الجنة اقرأ واصعد فيقرأ ويصعد بكل آية درجة حتى يقرأ آخر شيئ معه(رواه أحمد وأبو داود وابن ماجه وصححه الألبانى
Maka dikatakan pada orang yang membaca Al-Qur’an ketika masuk surga , bacalah Al-Qur’an dan naiklah, maka ia membaca Al-Qur’an dan naik derajatnya dimana setiap membaca satu ayat maka akan naik satu derajatnya , sampai ia membaca yang paling akhir dari ayat tersebut.(Hr. Imam Ahmad ,Abu Dawud dan Ibnu Majah yang dishohihkan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Bani dalam Shohihul Jami’ hal : 8121)
Dan diantara keutamaan membaca Al-Qur’an yang lain adalah bahwa sebagai penolong pada hari kiamat, hal ini sebagaimana hadits Rasulullah Saw:
(اقروا القرآن فإنه يأتى يوم القيامة شفيعا لأصحابه ( رواه المسلم
Bacalah kalian Al-Qur’an maka sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi pembacanya. (Hr. Muslim )
Dan orang yang senantiasa membacanya, mempelajarinya dan mengajarnya adalah sebaik-baik manusia diantara kalian, hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW:
(خيركم من تعلم القرآن وعلمه(رواه البخاري
Sebaik baik diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarnya. (Hr. Bukhori ) .
Semoga menjadikan kita termasuk hamba Alloh yang hatinya senantiasa dimudahkan untuk membaca al-quran, menghafalnya dan mentadaburinya. Bukan termasuk hamba Alloh yang jauh dan mendustakanya dari dasar pijakan yang pertama bagi umat islam yang bisa menghantarkan kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupan dunia dan akherat.
Amalan yang ke empat : Tholabul’ilmi asy-syar’i   (mencari ilmu syar’i)
Sesungguhnya mencari ilmu agama yang berdasarkan Al-qur’an dan Hadits dengan pemahaman salafus sholih dengan benar-benar mengharap pahala dari Alloh adalah sebab diantara sebab yang dapat menghantarkan manusia masuk surga-Nya, yang juga menjadikan sang pencari ilmu syar’I diangkat derajatnya didunia dan diakherat  serta diberinya orang yang memahami dien ini kebaikan yang sangat banyak yang tidak diberikan pada semua umat manusia dimuka bumi ini.
Rasulullah telah bersabda dalam haditsnya :
(من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة ( رواه المسلم
Barang siapa yang berjalan disuatu jalan yang tujuanya mencari ilmu (syar’i) maka alloh akan memudahkan baginya jalan menuju surga. ( Hr.Muslim). Setiap langkah kita dalam mencari ilmu alloh Subhanahu wa Ta’ala, akan bernilai ibadah disisi Alloh Dzat yang maha kuasa.
Dan kalaulah kita perhatikan realita yang  ada, dalam kehidupan ini bahwa orang –orang yang berilmu akan diangkat oleh alloh beberapa derajat dalam kehidupan dunia terlebih lagi dalam kehidupan yang kekal abadi yakni kampung akherat. Hal ini sebagaimana firman alloh Subhanahu wa Ta’ala :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ [١١
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Qs: Al-Mujadalah :11)
Kemudian Alloh telah berjanji melaui hadits nabi-Nya bahwa Alloh akan memberikan kebaikan yang banyak bagi orang yang memahami agama islam ini. Begitu juga sebaliknya Alloh tidak akan memberikan kebaikan yang banyak bagi hamba Alloh yang enggan untuk memahami agama islam yang mulia ini.
Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah saw :
(من يرد الله به خيرا يفقهه فى الدين (رواه البخاري والمسلم
Barangsiapa yang dikehendaki alloh kebaikan maka alloh akan memahamkan ia pada agama ini. (Hr. Bukhori Muslim ).
Saudaraku, sesungguhnya keutamaan ilmu itu lebih dicintai oleh rasulullah saw, daripada keutamaan ibadah. Orang –orang yang berilmu ketika beribadah dimana ia menyertai dalam ibadahnya akan diterima aleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, akan tetapi orang –orang yang banyak beribadah kepada alloh  tanpa dasar ilmu maka amalanya akan tertolak dihadapan Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Fal’iyadzu billah.
Semoga alloh menjadikan kita termasuk penduduk surga yang memperoleh kenikmatan kenikmatanya yang tidak bisa dilihat oleh mata ,yang tidak bisa didengar oleh telinga , yang tidak terlintas dalam pikiran dan jiwa seorang hamba.
Begitu indah bila jiwa nan hati dapat melaksanakan amalan surga yang akan memberikan kebahagiaan yang hakiki dalam kehidupan akherat kelak, maka hanya kepada Alloh kita meminta agar dapat mengamalkan amalan-amalan surga dan menjadi penghuni surga-Nya.
Adapun amalan yang ke lima : At-Taubatu ilalloh Ta’aala (bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala).
Maka sesungguhnya bertaubat kepada Alloh adalah sebab masuk surga karena sesungguhnya orang yang bertaubat dari dosa-dosanya maka Alloh akan menerima taubatnya, hal ini sebagaimana firman Alloh dalam Al-Qur’an :
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا [١٩:٦٠
kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,(QS : Maryam : 60)
Al-Imam ibnu katsir mengatakan dalam tafsirnya ayat diatas :  yaitu kecuali orang yang kembali/taubat dari meninggalkan sholat dan mengikuti hawa nafsunya. Sesunggunya Alloh akan menerima taubatnya dan memberikan akibat yang baik dan menjadikannya termasuk pewaris surga na’im. Oleh karena ini, firman Alloh diatas dapat terjadi, karena sesungguhya taubat kepada Alloh dapat menghapus dosa-dosa yang sebelumnya. Dan disebutkan dalam sebuah hadits : “Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa baginya”.(5)
Semoga Alloh memudahkan kepada kita termasuk orang –orang yang bertaubat kepada-Nya dengan taubat nashuha dari beraneka macam dosa, baik dosa syirik, bid’ah dan kemaksiatan-kemaksiatan yang lainya.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin telah mengatakan dalam kitabnya syarh Riyadhus Sholihin : Bahwa taubat yang sebenarnya (nashuha) hendaknya terkumpul didalamnya 5 syarat  :
  • Syarat yang pertama : Hendaknya orang yang bertaubat itu mengikhlaskan niatnya karena Alloh Subhanahu wa Ta’ala, kemudian tidaklah dalam taubatnya disertai agar supaya dilihat dan didengar oleh manusia.
  • Syarat yang kedua : Hendaknya orang yang bertaubat itu menyesali atas dosa dosa yang ia terjerumus didalamnya.
  • Syarat yang ketiga :Hendaknya orang yang bertaubat itu berhenti dari dosanya, maka tidak dinamakan orang yang bertaubat apabila ia melakukan dosa tersebut secara terus menerus.
  • Syarat yang keempat : Hendaknya orang yang bertaubat itu mempunyai kemauan yang kuat untuk tidak kembali melakukan dosa tersebut pada waktu yang akan datang , apabila ia telah bertaubat dan telah melepaskan dosanya akan tetapi terbetik dalam hatinya jikalau ada kesempatan ia akan melakukan dosa tersebut, maka yang demikian itu tidak diterima taubatnya, kemudian yang demikian ini merupakan bentuk taubat yang main-main. Maka dari itu dalam bertaubat haruslah disertai dengan kemauan yang kuat untuk meninggalkan dosanya. Dan  apabila ia sudah berkemauan yang kuat untuk meninggalkan dosanya akan tetapi suatu saat jiwanya menguasainya sehingga mendorong untuk melakukan maksiat tersebut, maka sesungguhnya yang demikian itu telah mengurangi kesempurnaan taubatnya yang pertama. Oleh karena itu ia butuh memperbaharui taubatnya yang kedua kalinya.
  • Syarat yang kelima : Hendaknya orang yang bertaubat itu, diwaktu taubatnya masih diterima Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yakni (sebelum datang sakaraotul maut dan terbitnya matahari dari barat-pen).
Wahai saudaraku, hendaknya kita bersegera bertaubat kepada Alloh dan kembali pada jalanya selama masih ada kesempatan, Alloh akan mengangkat derajat hamba-hamba-Nya yang bertaubat kepada-Nya dengan kedudukan yang lebih tinggi. Marilah kita menengok sejarah nabi Adam ‘alaihissalam, ketika bermaksiat kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala disurga disebabkan was –was syaithan yang terkutuk , sehingga Alloh  mengeluarkan nabi Adam dari surga-Nya, ketika nabi Adam telah bertaubat kepada Alloh maka ia mendapat kedudukan yang mulia. Dimana Alloh Subhanahu wa Ta’ala memilihnya sebagai hamba yang mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi dari sebelum ia bermaksiat kepada-Nya. Oleh karena ini, maka wajib atas  semua manusia bersegera bertaubat kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala dengan taubat nashuha , karena kita tidak mengetahui kapan datangnya suatu kematian , betapa banyak manusia pada zaman dahulu sampai sekarang ini, meninggalkan alam dunia yang fana ini secara tiba-tiba. Hanya kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala , kita meminta agar tetap istiqomah dalam meniti jala-Nya dan senantiasa bersegera bertaubat kepada-Nya ketika melakukan dosa-dosa kepada-Nya baik disengaja maupun tidak sengaja. Wallohu A’lam .
Maroji’:
  1. Kitab ‘Uluwwil Himmah fii Tholabil Jannah : 77
  2. Kitab Syarh Lum’atul I’tiqod : 86
  3. Kitab al-khadiy al arwah: 460
  4. Kitab Minhaj Firqoh An-Naajiyah : 33 – 34
  5. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim :3/174
  6. Kitab Riyaadhu Ash-Sholihin :3/156-157.
Penulis merupakan Mahasiswa Mediu Jur. Fiqih Wa Usul Fiqih, Muroja’ah : Al Ustadz Abu Ammar Muhammad Wujud


Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif