Barangsiapa yang mendapati suatu perselisihan, maka ia harus berpegang dengan Sunnah Nabi shallalla

  • Saya tidak mengatakan diri saya sebagai seorang ahli 'ilmu karena memang saya bukanlah ahlu 'ilmu, melainkan hanya penuntut 'ilmu . maka Janganlah engkau MENIMBA dan BERTANYA tentang 'ilmu kepadaku. Janganlah pula jadikan postingan-postingan saya sebagai rujukan 'ilmu bagi kalian. Tapi timbalah dan tanyalah 'ilmu kepada ahlinya. Apa-apa yang kupostingkan di website ini yang berisikan kebenaran, maka terimalah. Apa-apa yang bertentangan dengan kebenaran, maka tolaklah, dan luruskanlah dengan 'ilmu dan hujjah.

Bukti Cinta

Di antara tanda cinta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya. Termasuk cinta kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat.

(Tafsiir Ibni Katsiir I/384)

Sabtu, 25 Agustus 2012

Rumahku Masih Ngontrak



Sudahkah anda memiliki sebuah rumah ?
Atau sedang membangunnya ?
Atau anda masih tenggelam dalam impian indah untuk mendirikan rumah ?
Hampir semua insan yang hidup di muka bumi ini berkeinginan memiliki tempat tinggal. Dia bekerja memeras otak dan keringatnya demi mewujudkan cita-cita memmembangun sebuah rumah;
Tempat tinggal untuk dirinya bersama kelurga
Tempat berteduh dari hujan dan panas
Tempat memadu cinta dan kasih sayang bersama anak dan cucu.
Dan Alhamdulillah, sudah banyak yang memiliki rumah, namun biasanya kalau rumahnya belum bagus, dia berkeinginan untuk memperindah rumahnya. Dengan desain yang lebih indah dan elegant. Lebih luas dan menarik dari luar dan dalam.
Dan Yang sudah memiliki rumah bagus nan mewah, kadangkala bila melihat rumah yang lebih indah, terbetik di hatinya untuk merenovasi rumahnya atau membangun rumah seperti yang dilihatnya.
Dia akan memilih lokasi yang lebih indah, lebih strategis, lebih aman dan lebih semuanya.
Kenapa tidak?
Emang tidak boleh?
Tentunya tidak apa-apa selama dari hasil yang halal dan sesuai dengan syari’at.
Namun, bila kita perhatikan dan renungkan, ternyata tidak sedikit dari manusia yang hidup di muka bumi ini, khususnya orang-orang miskin yang sampai mati belum sempat memiliki rumah.
Atau ada yang sudah menabung dari masa muda sampai tua, tapi belum juga tercapai rumah yang diimpikannya. Selama hidupnya ia tinggal di rumah kontrakan yang sederhana, apa hendak dikata; itulah kemampuan yang dimilikinya.
Atau ada yang sudah membangun rumah kecil, namun ternyata rumahnya harus digusur karena berdiri di atas tanah sengketa.
Dan pada hakekatnya, semuanya akan digusur, kalau bukan rumahnya, maka penghuninya yang akan dipaksa keluar dari rumah idamannya.
Sebagus manapun rumah yang dimilikinya.
Seindah manapun lokasi yang dipilihnya.
Sehebat manapun arsitek yang membangunnya.
Semahal manapun rumah yang dibelinya.
Selengkap apapun fasilitas yang disediakan olehnya
Pasti suatu saat, rumah itu tak ubahnya rumah kontrakan, yang harus ditinggal oleh penghuninya, karena masa kontraknya sudah habis.
Saudaraku…..!
Pernahkan anda bermimpi untuk memiliki rumah yang tidak perlu susah payah membangunnya.
Catnya tidak pernah pudar.
Tanamannya tidak pernah layu.
Bentuknya tidak pernah membosankan.
Bangunannya disusun dari batu bata emas dan perak.
Bahan pelekatnya adalah minyak kesturi.
Kerikilnya dari mutiara dan permata.
Debunya adalah Za’faran (Komkoma).
Tamannya tidak pernah putus berbuah.
Sungai-sungai Mengalir di bawahnya.
Kekal dan abadi tidak seperti rumah di dunia.
Yang memasukinya tidak akan pernah tertimpa duka dan kesedihan ([1])
Maukan anda membangun rumah tersebut di atas?
Atau menabung untuk membelinya?
Atau kalau tidak memintanya dari Sang Empunya?
Istri tercinta Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bernama Khadijah telah mendapatkan satu dari rumah yang indah itu, sebagaimana diinfokan oleh malaikat Jibril alaihissalam.([2])
Bukan di kota Mekah yang gersang dan kering kerontang.
Bukan di pondok indah yang tidak lepas dari incaran kawanan perampok.
Bukan di muka bumi yang suatu saat akan luluh lantah rata dengan tanah.
Namun di surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Rumah yang disediakan untuk hamba-hamba yang bertaqwa
Istr i fir’aun telah berdoa memohon kepada Allah , suatu permohonan yang telah Allah ta’ala abadikan dalam Al Qur’an; ([3] )Ia meminta di bangunkan di sisi Allah Taala sebuah rumah.
Ia menginginkan bertetanggaan dengan sang Pencipta. Berjiran dengan ar Rahman dan ar Rahiem yang selama ini; ia telah mengabdikan diri kepada-Nya, walaupun ia belum melihat-Nya.
Bukan bertetangga dengan presiden.
Bukan dengan pangdam.
Bukan dengan pengusaha sukses
Bukan dengan pejabat kaya
Namun bertetangga dengan al Khaliq.
Saudaraku, pernahkkah anda memikirkan rumah anda di surga?
Atau anda hanya memikirkan rumah di dunia saja?
Rumah di surga itu tidak susah didapat.
Tidak perlu memeras keringat dari pagi sampai sore.
Tidak perlu uang yang banyak.
Pengemis dan fakir miskinpun bisa memperolehnya.
Caranya….?
Sebagaimana banyak cara untuk dapat memiliki rumah di dunia; Ternyata banyak cara pula untuk membangun rumah di surga. Allah memberikan banyak opsi bagi manusia, karena sebagai Sang Pencipta Dia mengetahui adanya perbedaan di antara hamba-hambanya dalam menentukan jalan dan caranya.
Di bawah ini ada beberapa amalan yang silahkan diamalkan bagi yang ingin memiliki rumah di surga, semua sesuai dengan kemampuan masing-masing:
1- Melaksanakan shalat sunnah sebanyak 12 rakaat dalam sehari dan semalam.
Berusahalah untuk senantiasa shalat sunnah sebanyak 12 rakaat dalam sehari dan semalam.
Qabliah, ba’diah(terutama rawatib), dhuha, atau sunnah yang lainnya, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى الله عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهِنَّ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ))
“Tidaklah seorang muslim melaksanakan shalat sunnah untuk Allah pada setiap harinya sebanyak 12 raka’at selain shalat fardhunya, melainkan Allah akanmembangunkan baginya rumah di surga“. (HR Muslim)
2- Membangun masjid.
Kalau mungkin kita tidak bisa melakukan yang pertama, cobalah menyisihkan rizkinya untuk membangun masjid, jangan takut miskin karena membangun rumah Allah di muka bumi ini, karena Rizki kita itu dari Allah, dan Dia berjanji akan memberi ganti bagi kita di dunia dan membangunkan rumah untuk kita di surga.
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya: “Barang siapa yangmembangunkan bagi Allah sebuah masjid, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga“. (HR Bukhari Muslim)
Tapi kalau kita tidak bisa membangun masjid, semua dananya dari kocek kita, maka kita bisa berpartisipasi sesusai dengan kemampuan kita, kalau tidak bisa dengan duit, maka cobalah sekali-sekali menyisihkan waktu dan tenaga untuk membantu membangun rumah Allah, jangan berkata itu sudah ada tukangnya, kita membangun bukan karena dibayar, tapi kita sedang membangun rumah kita di surga, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ، أَوْ أَصْغَرَ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»
“Barang siapa yang membangunkan sebuah masjid karena Allah, walaupun sekecil tempat bertelurnya burung Dara pasir, atau yang lebih kecil, niscaya Allah akanmembangunkan untuknya rumah di surga“. (HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Albani, Shahih Jami’ no: 6128).
Sesuatu yang kecil akan menjadi besar dan dahsyat karena niat dan tujuan yang baik dan luhur.
3- Membaca surat al Ikhlas sebanyak 10 kali.
Kalau mungkin kita tidak bisa melakukan kedua hal di atas, masih ada amalan lain yang bisa dilakukan; Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ قَرَأَ { قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ } عَشَرَ مَرَّاتٍ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ» .
“Barang siapa yang membaca surat (Qul Quwallahu Ahad) sebanyak sepuluh kali, niscaya Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga“.(HR Ahmad, dishahikan Albani, Sohihil Jami’ no: 6472).
Subhnallah, sebuah amalan yang sangat ringan dengan ganjaran yang begitu indahnya, akan tetapi hal ini tetap membutuhkan keikhlasan.
4- Bersabar dan memuji Allah tatkala mendapat musibah meninggalnya buah hati (anak)
Perkara yang satu ini membutuhkan perjuangan yang sangat berat, namun akan mudah bagi orang-orang yang beriman dengan takdir Ilahi, semua yang terjadi sudah menjadi kehendak sang Pencipta Yang Maha kuasa, semua pasti mengandung hikmah yang agung. Sedih boleh, tapi jangan larut dalam samudra kesedihan, masih banyak tugas dan kewajiban yang harus diselesaikan, yang mati sudah lebih dahulu terlepaskan dari beban dunia. Sementara yang hidup masih banyak tanggungan yang harus segera dikerjakan, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda yang artinya:
“Jika anak dari seorang hamba Allah meninggal dunia, Allah berfirman kepada para malaikat-Nya: “Kalian telah mencabut nyawa anak hamba-KU?”, maka mereka berkata: “Iya, benar”.
Kemudian Allah berkata: “Kalian telah mengambil buah hatinya?”, maka para malaikat berkata: “Iya, benar”.
Allah bertanya lagi : “Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku” ?
“Dia memuji-Mu dan berkata “Inna lillahi wa innaa ilaihi raji’un” (Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kepadaNya kami akan kembali”, Jawab para malaikat.
Allah-pun berfriman: “Dirikanlah sebuah rumah untuk hamba-Ku di surga, dan namakan rumah itu; “RUMAH PUJIAN”.(HR Tirmidzi, dihasankan Albani, Shohihul Jami’ no: 795).
Memuji dan menyanjung Allah ta’ala tatkala mendapat musibah maqamnya berada di atas maqam kesabaran.
5- Membaca doa tatkala masuk pasar.
Bila kita pergi ke pasar, maka jangan lupa untuk membaca doa masuk pasar, karena yang membacanya dengan ikhlash dan mengharap ridha Allah Taala, akan dibangunkan baginya rumah di surga, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda yang artinya: “Barang siapa yang masuk ke pasar dan berkata :
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، بِيَدِهِ الْخَيْرُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
“Tiada tuhan yang berhak disembah melaikan hanya Allah yang esa, yang tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan, bagi-Nya segala pujian, Dia yang menghidupkan dan Dia yang mematikan, dan Dia Maha Hidup, tidak mati, di tangan-Nya segala kebaikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Maka Allah akan menuliskan baginya seribu dikali seribu kebaikan, dihapuskan darinya seribu kali seribu dosa, dan diangkat untuknya seribu kali seribu derajat (yakni satu juta), dan Allah akan membangunkan baginya rumah di surga“. (HR Ahmad, Tirmidzi, dihasankan oleh Albani –Shahihul Jami’ no : 6231).
Mungkin kita berfikir amalan ini mudah dan ganjarannya begitu dahsyat, tapi ingat betapa seringnya sebagian dari kita tidak membacanya???
Karena setan-setan penjaga pasar tidak akan pernah lupa untuk membuat kita lupa melakukannya.
Dan sebagai catatan, hadits di atas bukanlah anjuran agar banyak-banyak ke pasar, karena pasar tetap sebagai tempat yang paling dibenci oleh Allah, namun kalau kita harus ke pasar, jangan lupa membaca doa di atas.!!!
6- Tinggalkan kebiasaan berdusta, walaupun hanya bergurau.
Berbohong untuk menyegarkan suasana bersama, sering kali menjadi opsi sebagian orang, padahal yang namanya berbohong tetaplah tidak boleh. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya:
Aku menjamin sebuah rumah di tengah-tengah surga, bagi yang meninggalkan dusta, walaupun hanya bergurau”. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Shihihah no:273).
Sudah saatnya kita berhati-hati dalam berbicara, walaupun dalam kondisi bersenda gurau.
7- Meninggalkan perdebatan walaupun merasa pendapatnya adalah yang benar.
Manusia memiliki instink untuk mempertahankan pendapatnya dan menunjukkan eksistensi dirinya, apalagi dalam kondisi-kondisi spesial, dan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam menjaminkan sebuah rumah di bagian pingiran surga, bagi yang meninggalkan berbantah-bantahan walaupun pendapatnya yang benar.
Khususnya dalam urusan-urusan dunia, demi menjaga perasaan saudara sesama muslim, apalagi kalau itu di antara suami istri yang kerap kali berbantah-bantahan dalam urusan sepele, sehingga terjadi keributan yang berkepanjangan di antara mereka. Maka meninggalkannya walaupun pendapat kita yang benar adalah suatu kemuliaan. Mungkin kita pernah mendengar orang menyebutkan (Yang waras ngalah), ini adalah benar adanya.
Sebuah rumah di surga telah dijaminkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bagi mereka.(HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan oleh Albani dalam Shohih Targhim 3/6)
Disebutkan Bahwa Nabi Dawud berpesan kepada putranya, “Wahai anakku! Jauhilah perdebatan. Sesungguhnya ia itu manfaatnya sedikit, dan ia menyulut permusuhan di antara sesama saudara”. (Faidhul Qadir, al Munawi 5/5).
8- Menutup celah di antara Shaf Shalat.
Bila kita mendapat celah di antara Shaf shalat, seperti yang banyak kita dapati di negeri kita, seakan-akan setiap orang memiliki kekuasaan masing-masing, sehingga saling berjauhan shaffnya, maka tutuplah celah itu, sambunglah shaf itu, Allah akan membangunkan rumah di surga bagi yang melakukannya.
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
«مَنْ سَدَّ فُرْجَةً فِي صَفٍّ رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً، وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ»
“Barang siapa yang menutup celah di Shaff niscaya Allah akan mengakat baginya satu derajat dan membangunkan untuknya rumah di surga“. (HR.Thabrani, dishahikan Albani, Shohihah no: 1892).
9- Berhijrah.
Berhijrah yakni berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam, dari tempat yang tidak bisa ditegakkan syiar-syiar Islam ke tempat yang dapat diteegakknya syiar-syiar Islam, dan Hijrah adalah suatu kewajiban yang berlanjut sampai hari Kiamat. Di balik kewajiban ini ada suatu keutamaan yang Allah janjikan, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, yang artinya:
“Aku menjaminkan sebuah rumah di bagian pingiran surga, bagi yang beriman kepadaku dan masuk Islam serta berhijrah“. (HR Nasai, Shohih Jami’ no: 1465)
10- Berjihad di jalan Allah ta’ala.
Para mujahidin di jalan Allah mendapatkan tiga buah rumah: di pingiran surga, di tengah surga dan di tempat tertinggi di surga, sebagaimana hal itu disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadist Fudhalah bin Ubaid ((HR Nasai, Shohih Jami’ no: 1465).
Tiga rumah spesial ini dikhususkan bagi mereka yang benar-benar berjuang untuk menegakkan kalimat Allah ta’ala di muka bumi.
11- Husnul Khuluq
Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Aku menjaminkan sebuah rumah di tempat yang tertinggi di surga, bagi yang akhlaknya mulia”. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dihasankan Albani, Shohihul Jami’ no: 1463).
Inilah beberapa opsi bagi yang ingin memiliki rumah di surga kelak, rumah yang tiada duka, tiada susah, tiada gundah, namun waktu membangunnya adalah tatkala kita berada di rumah yang penuh dengan duka dan gundah, di dunia ini.
Semoga Allah memudahkannya untuk semua…. Amiin ! [Selesai]
Alhamdulillah penjelasan lengkap dari artikel diatas telah disampaikan Ustadz Syafiq Basalamah, MA  di Masjid Ar-Rahmat Slipi, Jakarta Barat pada hari Sabtu, 26 Mei 2012 kemarin.
Untuk mendengarkan materi kajiannya, silahkan download pada link berikut:
Atau download dalam format mp3.zip Disini
Semoga bermanfaat!
Artikel: stdiis.ac.id publikas kembali oleh Moslemsunnah.Wordpress.com
Footnote:
([1]) Lihat Musnad Ahmad (no: 9744)
([2]) HR Bukhari Muslim
([3]) Lihat: Surat at Tahrim (12)

Tidak ada komentar:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya ( An Nisa : 48)"

Nasehat Imam Empat Mazhab," Jangan fanatik kepada kami "!

Imam Abu Hanifah (Imam Mazhab Hanafi)
Beliau adalah Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit yang dilahirkan pada tahun 80 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Apabila hadits itu shahih, maka hadits itu adalah madzhabku.” (Ibnu Abidin di dalam Al- Hasyiyah 1/63)

2. “Tidak dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang pada perkataan kami, selagi ia tidak mengetahui dari mana kami mengambilnya.” (Ibnu Abdil Barr dalam Al-Intiqa’u fi Fadha ‘ilits Tsalatsatil A’immatil Fuqaha’i, hal. 145) Dalam riwayat yang lain dikatakan, “Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk memberikan fatwa dengan perkataanku.” Di dalam sebuah riwayat ditambahkan, “Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan meralatnya di esok hari.”

3. “Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan kitab Allah ta’ala dan kabar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tinggalkanlah perkataanku.” (Al-Fulani di dalam Al- lqazh, hal. 50)

Imam Malik (Imam Mazhab Maliki)
Beliau adalah Malik bin Anas, dilahirkan di Kota Madinah pada tahun 93 Hijriyah. Beliau berkata,

1. “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang kadang salah dan kadang benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan Kitab dan Sunnah, maka ambillah. Dan setiap yang tidak sesuai dengan Al Kitab dan Sunnah, maka tinggalkanlah.” (Ibnu Abdil Barr di dalam Al-Jami’, 2/32)

2. “Tidak ada seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.” (Ibnu Abdil Hadi di dalam Irsyadus Salik, 1/227)

3.Ibnu Wahab berkata, “Aku mendengar bahwa Malik ditanya tentang hukum menyela-nyelan jari di dalam berwudhu, lalu dia berkata, ‘Tidak ada hal itu pada manusia’. Maka aku meninggalkannya hingga manusia berkurang, kemudian aku berkata kepadanya, ‘Kami mempunyai sebuah sunnah di dalam hal itu’. Maka Imam Malik berkata, ‘Apakah itu?’ Aku berkata, ‘Al Laits bin Saad dan Ibnu Lahi’ah dan Amr bin Al-Harits dari Yazid bin Amr Al ¬Ma’afiri dari Abi Abdirrahman Al-Habli dari Al Mustaurid bin Syidad Al-Qirasyi telah memberikan hadist kepada kami, ia berkata, ”Aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggosok antara jari-jemari beliau dengan kelingkingnya.” Maka Imam Malik berkata, ‘Sesungguhnya hadist ini adalah hasan, aku mendengarnya baru kali ini.’ Kemudian aku mendengar beliau ditanya lagi tentang hal ini, lalu beliau (Imam Malik) pun memerintahkan untuk menyela-nyela jari-jari.” (Mukaddimah Al-Jarhu wat Ta’dil, karya Ibnu Abi Hatim, hal. 32-33)

Imam Asy-Syafi’i (Imam Mazhab Syafi’i)
Beliau adalah Muhammad bin idris Asy-Syafi’i, dilahirkan di Ghazzah pada tahun 150 H. Beliau rahimahullah berkata,

1. “Tidak ada seorang pun, kecuali akan luput darinya satu Sunnah Rasulullah. Seringkali aku ucapkan satu ucapan dan merumuskan sebuah kaidah namun mungkin bertentangan dengan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka ucapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itulah pendapatku” (Tarikhu Damsyiq karya Ibnu Asakir,15/1/3)

2. “Kaum muslimin telah sepakat bahwa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak halal baginya untuk meninggalkannya, hanya karena mengikuti perkataan seseorang.”
(Ibnul Qayyim, 2/361, dan Al-Fulani, hal.68)

3. ”Jika kalian mendapatkan di dalam kitabku apa yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka berkatalah dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tinggalkanlah apa yang aku katakan.” (Al-Harawi di dalam Dzammul Kalam,3/47/1)

4. ”Apabila telah shahih sebuah hadist, maka dia adalah madzhabku. ” (An-Nawawi di dalam AI-Majmu’, Asy-Sya’rani,10/57)

5. “Kamu (Imam Ahmad) lebih tahu daripadaku tentang hadist dan para periwayatnya. Apabila hadist itu shahih, maka ajarkanlah ia kepadaku apapun ia adanya, baik ia dari Kufah, Bashrah maupun dari Syam, sehingga apabila ia shahih, aku akan bermadzhab dengannya.” (Al-Khathib di dalam Al-Ihtijaj bisy-Syafi’I, 8/1)

6. “Setiap masalah yang jika di dalamnya terdapat hadits shahih dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam menurut para pakar hadits, namun bertentangan dengan apa yang aku katakan, maka aku rujuk di dalam hidupku dan setelah aku mati.” (Al-Hilyah 9/107, Al-Harawi, 47/1)

7. ”Apabila kamu melihat aku mengatakan suatu perkataan, sedangkan hadist Nabi yang bertentangan dengannya adalah hadits yang shahih, maka ketahuilah, bahwa pendapatku tidaklah berguna.” (Al-Mutaqa, 234/1 karya Abu Hafash Al-Mu’addab)

8. “Setiap apa yang aku katakan, sedangkan dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam terdapat hadist shahih yang bertentangan dengan perkataanku, maka hadits nabi adalah lebih utama. Olah karena itu, janganlah kamu taklid mengikutiku.” (Ibnu Asakir, 15/9/2)

9. “Setiap hadits yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu adalah pendapatku walaupun kalian belum mendengarnya dariku” (Ibnu Abi Hatim, 93-94)

Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Mazhab Hambali)

Beliau Adalah Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal yang dilahirkan pada tahun 164 Hijriyah di Baghdad, Irak. Beliau berkata,

1. “Janganlah engkau taqlid kepadaku dan jangan pula engkau mengikuti Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, Tapi ambillah dari mana mereka mengambil.” (Al-Fulani, 113 dan Ibnul Qayyim di dalam Al-I’lam, 2/302)

2. “Pendapat Auza’i, pendapat Malik, dan pendapat Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan ia bagiku adalah sama, sedangkan hujjah itu hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar (hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam-wr1)” (Ibnul Abdil Barr di dalam Al-Jami`, 2/149)

3. “Barang siapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya ia telah berada di tepi jurang kehancuran. ” (Ibnul Jauzi, 182).

Selengkapnya klik DI SINI

Demikianlah ucapan para Imam Mazhab. Masihkah kita taqlid buta kepada mereka, atau taqlid kepada sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?


Ilmu & Amal

Tuntutan ilmu adalah amal & tuntutan amal adalah ilmu . Amal hati/batin dinilai dengan keikhlasan & amal lahir dinilai dengan ketaatan mengikuti sunnah Rasul

Tauhid

“Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ’Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya dihadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya suatu kaum berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk memberi suatu kemudharatan kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi kemudharatan kepadamu kecuali dengan sesuatu yg telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran- lembaran telah kering.’” (HR. At-Tirmidzi, dan ia berkata,” Hadist ini hasan shahih). ☛ ☛ ☛ “Jagalah Allah, maka engkau mendapati-Nya dihadapanmu. Kenalilah Allah ketika senang, maka Dia akan mengenalmu ketika susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.”(Dalam riwayat selain at-Tirmidzi)

Tes Gannguan Jin Dalam Tubuh

Sesungguhnya syirik itu melenyapkan amalan dan menyebabkan kekal di dalam neraka

Gerakan Sholat Yang Benar

www.loogix.com. Animated gif